PortalMadura.Com, Jakarta – Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan yang menandakan 45 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan disambut hangat oleh Presiden Moon Jae-in dan masyarakat Korsel.
“Terima kasih saya dan delegasi telah disambut dengan sangat hangat. Kunjungan saya ini sekaligus untuk memperingati 45 tahun hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Indonesia,” ujar Presiden Joko Widodo dalam pernyataan pers bersama di Blue House, Seoul, Senin. dilaporkan Anadolu Agency, Selasa (11/9/2018).
Dalam kunjungan ketiga Presiden Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo itu, kedua Negara bersepakat untuk memperingati 45 tahun hubungan diplomatik dengan mempererat hubungan khususnya di bidang ekonomi.
Indonesia dan Korsel, menurut Presiden Jokowi, menargetkan perdagangan dengan nilai mencapai USD30 miliar pada tahun 2022 mendatang.
“Di tengah banyak ketidakpastian di dunia, Indonesia dan Korea Selatan mampu membukukan hubungan yang semakin kuat. Perdagangan kita tahun 2017 naik 20 persen,” ujar Presiden Jokowi.
Dalam kunjungannya kali ini, Presiden Jokowi mengaku terkesan setelah melihat besarnya antusiasme pengusaha dan investor Korsel untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Indonesia.
Hal itu disebutnya menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari dunia usaha Korsel kepada ekonomi Indonesia.
“Saya mendapatkan laporan, dalam pertemuan bisnis tadi telah ditandatangani sejumlah MoU dengan potensi investasi sebesar USD6,2 miliar,” ungkapnya.
Selain itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan terima kasih dari Indonesia atas dukungan yang diberikan Korea Selatan dalam Asian Games 2018 beberapa waktu lalu.
Kehadiran dan keterlibatan Korea Selatan dalam ajang olahraga tertinggi se-Asia di Indonesia itu memberikan warna dan kemeriahan tersendiri.
“Kehadiran Perdana Menteri Korea Selatan pada pembukaan Asian Games sangat kami hargai dan tentu saja partisipasi K-POP IKON dan SUJU (Super Junior) pada penutupan Asian Games menambah keceriaan energi Asia,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Moon Jae-in mengatakan kedua negara akan terus mengaktifkan pertukaran atau perundingan antara pejabat tinggi termasuk dalam pertemuan puncak dan perundingan kebijakan.
Presiden Moon menyebut, sejak pertemuan puncak tahun lalu, kedua negara aktif melakukan kerja sama di berbagai bidang.
“Agar masyarakat (kedua negara) dapat merasakan hasil kerja samanya, saya akan mengecek hasil implementasinya secara lebih teliti dan mendorong agar dapat lebih cepat dilaksanakan,” ujar Presiden Moon.
Presiden Moon juga mengapresiasi upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam mendukung terwujudnya perdamaian di Semenanjung Korea.
Secara khusus dia berharap banyak dari Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk terus mengupayakan perdamaian di Semenanjung Korea dan belahan dunia lainnya.
“Saya menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Yang Mulia Presiden Jokowi atas jasanya membangun perdamaian Semenanjung Korea seperti telah mengundang pemimpin Korea Selatan dan Utara,” tuturnya.
Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung sebelum pernyataan pers bersama ini dikeluarkan, kedua negara sepakat untuk menandatangani enam nota kesepahaman yang di antaranya kerja sama di bidang keimigrasian, ekonomi, manajemen sumber daya manusia, sekretaris kabinet, keamanan maritim dan aktivitas pada industri 4.0.
Pertemuan bilateral ini turut dihadiri Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Syafruddin, Kepala BKPM Thomas Lembong, Kepala Bekraf Triawan Munaf, serta Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi. (AA)