Indonesia Harus Waspada Penyusupan Paham Radikal

Avatar of PortalMadura.com
Indonesia harus waspada penyusupan paham radikal
Polisi berjaga setelah sebuah bom meledak di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Surabaya, Indonesia pada 13 Mei 2018. Tiga bom bunuh diri meledak di tiga gereja berbeda di Surabaya pada Minggu pagi dan menewaskan 13 orang dan melukai 43 lainnya. ( Gandhi Wasono - Anadolu Agency )

PortalMadura.Com, Ryamizard Ryacudu meminta Masyarakat waspada terhadap ancaman bahaya kaderisasi paham ekstrim dan radikal di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi.

Saat memberikan pengarahan dalam Rapat Koordinasi pelaksanaan pada Selasa, Ryamizard menyebut tersebut disusupi dengan berkedok pembinaan agama dan moral.

Dia mencontohkan banyak paham sesat yang menyebut pahlawan Nasional sebagai orang kafir dan tidak mau menghormati bendera merah putih serta tidak mau menghafal Pancasila.

“Semua Pemahaman yang terus berkembang ini berawal dari upaya infiltrasi terselubung kaum Wahabi ke Sekolah-sekolah dan Universitas dengan menggunakan strategi Halaqah,” kata Ryamizard di Kementerian Pertahanan. dilaporkan Anadolu Agency, Selasa (5/3/2019).

Menurut Ryamizard, gerakan Tarbiyah sering menggunakan strategi Halaqah untuk menjamin kaderisasi.

Melalui strategi itu juga gerakan Tarbiyah akan melakukan perjuangan bertingkat mulai dari kelompok keluarga.

“Sepak terjang mereka sangat sektarian dan mempertajam segregasi berdasarkan agama. Cara pandangnya sangat ekslusif: Muslim dan kafir, serta mudah mengkafirkan,” jelas dia.

Ryamizard menyebut Strategi Wahabisme di kampus dan sekolah sering menjadi wadah gerakan radikal yang mudah dimobilisasi dengan sistem komando.

Menurut dia, langkah pencegahan yang harus dilakukan yakni melalui pendekatan soft power yakni Bela Negara.

“Konsep ini juga dibangun agar seluruh Rakyat Indonesia memiliki kekuatan pikiran seragam dan memiliki jati diri yang tidak mudah terpengaruh,” jelas dia.

Sebelumnya, Pemerintah akan menerapkan Bela Negara dan Pendidikan Antikorupsi sebagai mata kuliah wajib di seluruh Perguran Tinggi di Indonesia.

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi Ismunandar mengatakan Kementeriannya bersama dengan Perguruan Tinggi serta Kementerian Pertahanan masih akan merumuskan jumlah bobot mata kuliah itu.

“Jadi kalau tadi jumlah SKS dan sebagainya itu kita sama-sama rumuskan,” ujar Ismunandar di Kementerian Pertahanan pada Selasa.

Dirinya mengaku menyerahkan kepada Perguruan Tinggi mengenai bentuk mata kuliah itu. Misalkan saja, mata kuliah Bela Negara akan masuk dalam orientasi mahasiswa.

“Misalnya UPN Veteran ada mata kulah Bela Negara, ada yang memasukkannya di orientasi studi dan berbagai variasi lain,” kata dia.

Ismunandar yakin dengan mata kuliah baru tersebut tidak akan meredam daya kritis Mahasiswa.

Menurut dia, perguruan tinggi akan menggunakan pendekatan dialog dalam memberikan materi Bela Negara tersebut.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai materi Bela Negara sangat dibutuhkan pada saat ini. Hal ini dilakukan menyusul adanya ancaman ideologi terorisme.

“Mencegah teroris dengan senjata itu satu persen, entah polisi entah tentara, tapi kalau dengan seluruh rakyat itu 100 persen. di situ makannya Bela Negara sangat penting,” tegas dia.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.