PortalMadura.Com – Kehadiran seorang anak dalam keluarga adalah anugerah terindah yang tidak bisa ditukar dengan uang atau harta apapun bentuknya. Tapi meskipun demikian, membesarkan anak itu pastinya tidak gratis. Butuh biaya yang cukup banyak sampai ia tumbuh besar.
Tidak heran jika kebanyakan orang tua berjuang keras untuk anak-anaknya agar ia bisa hidup lebih layak dan nyaman. Segala bentuk beban hidup itu tidak lantas membuat Anda panik dan khawatir. Karena setiap anak ada rezekinya masing-masing.
Walaupun dengan sedikit persiapan, orang tua bisa membesarkan anak dengan baik, terlepas dari berapa pun penghasilan yang didapat. Berikut cara mempersiapkan keuangan sebelum memiliki anak, dilansir Okezone.com dari Budget Direct:
Mulai Kebiasaan Menabung
Apabila Anda belum memiliki tabungan, maka mulailah sesegera mungkin. Pertimbangkan pendapatan keluarga, khususnya pendapatan yang akan diperoleh setelah bayi lahir, misal apakah pasangan akan bekerja juga atau tidak. Tentukan berapa persentase dari pendapatan itu yang berpotensi untuk ditabung.
Tabungan, baik itu tabungan pendidikan anak, dana darurat, atau kebutuhan lain, adalah suatu keharusan mutlak bagi orang tua yang memiliki anak. Karena Anda tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi kekhawatiran bisa dikurangi dengan menyisihkan uang dari sekarang.
Tentukan Anggaran Keuangan
Anggaran atau budgeting bisa membantu Anda mengetahui dengan tepat berapa banyak uang yang harus Anda belanjakan selama sebulan, dan anggaran ini mencegah Anda secara tidak sengaja melakukan pembelian dengan uang tunai di alokasi kebutuhan lain.
Pertimbangkan biaya yang akan datang, seperti: popok, susu formula, pakaian, mainan, kursi bayi, biaya penitipan anak, dan masih banyak pengeluaran lain.
Jadi, luangkan waktu, duduklah dengan pasangan, dan lakukan sedikit riset sambil merencanakan anggaran baru yang sesuai dengan kebutuhan anak. Kurangi pengeluaran seminim mungkin.
Berinvestasi di Asuransi
Hal pertama yang harus dilakukan sehubungan dengan asuransikesehatan adalah meninjau kembali polis dan menentukan kembali mana yang ditanggung, mana yang tidak. Jika ingin memastikan anak diasuransikan, Anda juga harus pertimbangkan untuk memperpanjang pertanggungan.
Asuransi jiwa untuk melindungi keluarga jika salah satu dari orang tua meninggal secara tidak terduga, Asuransi kesehatan agar bayi bisa mendapatkan imunisasi dan pemeriksaan rutin, bahkan asuransimobil yang mencakup kursi bayi. Itu semua penting dan perlu dipersiapkan sebelum si kecil datang.
Hindari Pembelian Impulsif
Tidak bisa dipungkiri, beberapa orang tua sering kali kalap ketika membeli kebutuhan bayi seperti baju, mainan, makanan di setiap kesempatan yang Anda punya.
Bahkan, seringkali mudah tergoda ketika melewati toko perlengkapan anak. Setelahnya mungkin Anda akan menyesal karena banyak uang yang dihabiskan untuk barang yang tidak terlalu penting.
Alih-alih membeli barang baru, pertimbangkan untuk berbelanja barang bekas, atau bertanya kepada kerabat dekat apakah ada yang memiliki barang bekas yang mungkin tersedia. Anak tidak akan peduli tentang jenis label piyama barunya, mainan yang mereka punya, dia hanya akan peduli tentang kenyamanan. Belanjakan uang untuk hal yang lebih penting.
Jual Barang yang Tidak Diperlukan, untuk Penghasilan Tambahan
Tidak membeli barang baru yang terlalu mahal dapat menghemat banyak uang, tetapi bagaimana dengan barang yang sudah dimiliki?. Mungkin banyak sekali barang yang memenuhi rumah, namun ternyata tidak terlalu penting bahkan tidak pernah digunakan.
Singkirkan barang-barang itu dengan menjualnya. Adakan garage sale (obral garasi), atau manfaatkan e-commerce (perdagangan elektronik) atau iklan baris di koran. Dari situ, orang tua bisa mendapatkan pendapatan tambahan.
Bersiap untuk Hal Terburuk
Setelah memiliki anak, orang mungkin akan sadar akan berbagai kemungkinan yang terjadi di masa depan anaknya. Tidak ada salahnya untuk mempersiapkan rencana warisan atau surat wasiat.
Pengacara yang baik akan membantu untuk menyusun rencana warisan yang akan membantu mempersiapkan keluarga untuk menghadapi yang terburuk.