PortalMadura.Com, Jakarta – Pertamina EP Rantau Field, bagian dari Pertamina Hulu Rokan Zona 1, terus melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga kestabilan produksi minyak dan mendukung target migas nasional. Salah satu upaya terbaru mereka adalah inovasi “We Are Fines,” yang dirancang sebagai solusi untuk mengatasi masalah produksi pasir di sumur-sumur minyak yang sudah matang. Masalah kepasiran ini telah menjadi penyebab utama kehilangan produksi di lapangan Rantau.
Lapangan migas Rantau memiliki formasi batuan dengan kandungan tanah liat tinggi yang rentan terhadap swelling atau pembengkakan jika tidak ditangani dengan benar. Melalui studi yang dilakukan oleh LEMIGAS, diketahui bahwa penggunaan cairan completion berbasis Potassium Klorida (KCl) dapat membantu mengurangi pembengkakan ini. KCl yang bersifat hipertonis menciptakan proses osmosis yang mengurangi risiko pasir terbawa ke permukaan. Inovasi ini diterapkan dengan konsentrasi KCl bervariasi antara 2% hingga 7% yang disesuaikan untuk setiap lapisan di lapangan Rantau.
Salah satu keberhasilan signifikan dari metode “We Are Fines” terlihat di sumur P-455, di mana penggunaan KCl berhasil memperpanjang masa produksi sumur dari 90 hari menjadi 222 hari, dengan pasir yang terbawa ke permukaan berkurang drastis. Inovasi ini juga mengurangi frekuensi penggunaan rig dan memperpanjang usia produktif sumur, menunjukkan potensi besar untuk diterapkan di lapangan migas lainnya dengan tantangan serupa.
Manager Pertamina EP Rantau, Tomi Wahyu Alimsyah, menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan inovasi ini. Ia menegaskan bahwa keberhasilan metode ini adalah bukti kerja cerdas para teknisi Pertamina EP Rantau dalam menjaga stabilitas produksi. Dengan hasil positif yang telah dicapai, inovasi “We Are Fines” diharapkan dapat direplikasi di lapangan migas lain yang mengalami kendala kepasiran serupa.