PortalMadura.Com, Sumenep – Pada bulan Juli 2017, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengalami inflasi sebesar 0,17 persen, Jawa Timur 0,15 persen dan Nasional 0,22 persen.
“Dari tujuh kelompok pengeluaran, tiga kelompok mengalami inflasi dan empat kelompok mengalami deflasi,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Syaiful Rahmah, Kamis (3/8/2017).
Menurutnya, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi tertinggi, yakni 1,15 persen, diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,23 persen. Inflasi terendah terjadi pada kelompok kesehatan 0,16 persen.
“Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi antara lain kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,26 persen, kelompok sandang sebesar 0,14 persen dan kelompok bahan makanan mengalami deflasi 0,40 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami deflasi sebesar 0,01 persen,” ucapnya.
Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah telur ayam ras, gado-gado, tongkol pindang, mie dan bawang merah.
“Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah bawang putih, daging ayam ras, beras, udang basah dan cabai merah,” tegasnya.
Laju inflasi tahun kalender (Januari – Juli 2017) Sumenep sebesar 2,56 persen. Jawa Timur sebesar 3,12 persen dan Nasional sebesar 2,60 persen.
“Tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2017 terhadap Juli 2016) Sumenep sebesar 3,19 persen, Jawa Timur 4,42 persen dan Nasional 3,88 persen,” pungkasnya. (Arifin/Putri)