PortalMadura.Com, Sumenep – “Tembakau murah gagal nikah” adalah isi tulisan salah satu karton yang dibawa pendemo di depan Kantor DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, di Jl. Trunojoyo, Kamis (24/9/2020).
Ada dua kelompok pendemo yang “menggoyang” kantor DPRD Sumenep secara bersamaan.
Mereka mengatasnamakan Front Aksi Mahasiswa Sumenep (Fam’s) dan Aliansi Rakyat Bergerak. Mereka memperjuangkan nasib petani tembakau.
Dalam orasinya, harga tembakau di tahun 2020 amat sangat tidak berpihak pada petani. Modal petani tembakau cukup besar, namun pasca panen harga tembakau anjlok.
“Rata-rata harga tembakau pada kisaran Rp20 ribu-Rp25 Ribu. Jarang laku Rp30 ribu perkilonya. Ini terjadi di Guluk-guluk. Petani rugi,” ujar koorlap aksi, Aliansi Rakyat Bergerak, Moh. Faiq.
Menurut pendemo, wakil rakyat tidak hadir ditengah anjloknya harga tembakau milik petani. Pihaknya sempat mengundang anggota DPRD Sumenep untuk memikirkan nasib rakyat.
“Tak satupun ada yang hadir dari 50 anggota dewan,” katanya dengan nada kecewa.
Jika pada waktu itu datang, kata dia, mahasiswa tidak akan melakukan aksi turun jalan. “Mungkin sudah tidak punya komitmen dan hati nurani pada rakyat,” tandasnya.
Hingga akhir aksi, tak ada anggota DPRD Sumenep yang menemui mereka. Aksi tidur di tengah jalan pun dilakukan dengan pengamanan ketat dari aparat kepolisian setempat.(*)