PortalMadura.Com, Sumenep – Dr. H. Sjaifurrachman, SH., C.N., MH kembali dilantik dan diambil sumpahnya sebagai Rektor Universitas Wiraraja (Unija) masa kerja 2022-2027, Senin (21/3/2022).
Proses pelantikan dan pengambilan sumpah oleh Pjs Ketua Umum (Ketum) Yayasan Arya Wiraraja Drs. H. Noer Moehammad, MM berlangsung di lantai 3 gedung Graha Wiraraja I.
Hadir juga dari unsur Dewan Pembina Yayasan Arya Wiraraja Drs. KH. Ramdhan Siradj, MM, dan sejumlah pimpinan perguruan tinggi di Madura serta undangan lainnya.
Pjs Ketua Umum (Ketum) Yayasan Arya Wiraraja H. Noer Moehammad mengungkapkan bahwa jabatan rektor memiliki konsekwensi tugas yang harus dilaksanakan dengan baik.
“Jabatan rektor itu tentu untuk kemajuan universitas [Unija] dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” kata H. Noer Moehammad.
Menurut dia, pada masa jabatan sebelumnya, Sjaifurrachman telah banyak yang diperbuat. “Tentu kami belum puas. Kami mengharapkan Unija kedepan lebih maju dan unggul,” ujarnya.
Saat ini, Unija telah berhasil mendapatkan akreditasi baik sekali dengan 19 program studi (prodi) dan untuk prodi hukum akreditasi A. “Insyaallah, PTS kita adalah terbaik di Madura,” katanya.
Ia mengungkapkan, tugas yang akan dihadapi kedepan adalah tantangan yang semakin kompeks. Maka perlu merespon kebutuhan lingkungan internal maupun eksternal.
Unija sudah berkembang pesat dan cepat, utamanya dalam rangka menciptakan universitas yang berdaya saing dalam ilmu pengetahuan, moralitas, kewirausahaan dan berkarakter kebangsaan.
Disebutkan bahwa Unija memiliki kekuatan dan pondasi untuk melompat jauh kedepan. “Salah satunya, keunggulan riset dengan prodi yang sudah terakreditasi baik sekali,” terangnya.
Sementara, Dewan Pembina Yayasan Arya Wiraraja Drs. KH. Ramdhan Siradj mengemukakan, yayasan tidak berbasis kelompok dan tidak memiliki kepentingan kelompok.
Bahkan, pihaknya menegaskan, yayasan tidak pernah punya pikiran membisniskan pendidikan. “Semuanya bekerja untuk kemajuan Sumenep khususnya, umumnya Madura,” jelasnya.
Keinginan agar Unija menjadi universitas negeri tetap terus akan diperjuangkan. “Kami tidak pernah putus asa. Yayasan siap menghibahkan Unija untuk pemerintah,” tegasnya.
Kebutuhan lahan 30 hektare yang menjadi salah satu syarat untuk menjadi negeri, adalah hal yang mudah bagi pemerintah.
“Kami siap menghibahkan Unija, dan kebutuhan lahan itu kan pemerintah tinggal beli. Banyak lahan di sini,” katanya.
Tantangan Kedepan
Rektor Unija Sjaifurrachman mengungkapkan, tantangan kedepan adalah dengan penerapan kebijakan “merdeka belajar-kampus merdeka” oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Kampus merdeka bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil.
Kebijakan “merdeka belajar-kampus merdeka” merujuk pada Permendikbud Nomor 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
“Saya yakin dan optimis, setiap tantangan itu pasti ada peluang. Dan peluang itu tentu akan memberikan manfaat bagi masyarakat,” katanya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya akan memerankan mahasiswa Unija yang mampu berdaya saing global, baik dibidang keilmuan, moralitas dan bidang usaha tapi tetap berkarakter kebangsaan.
Hal itu senada dengan tema pelantikan Rektor Unija periode 2022-2027 yakni Be Globa Entrepreneur With Nationality Character.(*)