Surabaya – Musim kemarau panjang (El Nino) mempengaruhi produksi padi di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur, sehingga hasil panen di sejumlah daerah itu mengalami penurunan pada “subround” (SR) I atau antara Januari-April 2014.
“Realisasi produksi padi SR I 2014 di beberapa kabupaten/kota di Jatim memang tidak sama. Ada yang mengalami penurunan dibandingkan subround sebelumnya dan justru ada yang naik dibandingkan subround lalu,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Jatim, M Sairi Hasbullah di Surabaya, Kamis (3/7/2014).
Ia mengungkapkan, kabupaten yang mengalami penurunan produksi padi yang signifikan antara lain Kabupaten Malang turun 23,99 persen menjadi 48,14 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG). Lalu, Kabupaten Sumenep turun 17,41 persen menjadi 29,32 ribu ton GKG.
“Selain itu, produksi padi Kabupaten Situbondo turun 16,25 persen menjadi 25,82 ribu ton GKG, Kabupaten Ngawi turun 23,17 ribu ton GKG, dan Kabupaten Probolinggo turun 20,07 ribu ton GKG,” ulasnya.
Di sisi lain, jelas dia, adanya iklim yang tidak menentu di beberapa kabupaten sangat mengurangi laju produksi total padi di Jatim. Akibatnya, di Kabupaten Mojokerto, Jember, dan Trenggalek terjadi pergeseran bulan tanam padi sehingga diperkirakan panen bergeser ke subround II (Mei-Agustus 2014).
“Pengaruh iklim juga berdampak pada penurunan produktivitas karena pada awal pertumbuhan curah hujan agak kering dan curah hujan tinggi pada fase generatif. Hal itu terjadi di Kabupaten Pamekasan,” ucapnya.
Di Surabaya, tambah dia, justru adanya alih fungsi lahan oleh pengembang dan juga banjir di Kecamatan Pakal ikut mengurangi produksi padi atau turun 18,62 persen menjadi 1,22 ribu ton GKG.
“Sementara, serangan hama dan penyakit yang terjadi di SR I 2014 juga berpengaruh pada penurunan produktivitas padi. Misalnya, di Kabupaten Ngawi dan Pacitan dengan penyakit ‘WBC’, ‘Piricularia’, ‘Xanthomonas’, dan hama penggerek batang, serta tikus,” paparnya.
Di sisi lain, sebut dia, pada SR I 2014 di beberapa kabupaten/kota di Jatim juga ada yang mengalami kenaikan hasil produksi padi yakni di Kabupaten Lamongan meningkat 21,20 persen menjadi 87,99 ribu ton GKG. Kemudian, Kabupaten Bojonegoro naik 16,55 persen menjadi 66,85 ribu ton GKG.
“Produksi padi Kabupaten Tuban naik 12,08 persen menjadi 33,76 ribu ton GKG, Kabupaten Madiun naik 24,12 ribu ton GKG, dan Kabupaten Tulungagung naik 24,10 ribu ton GKG,” tuturnya.
Sementara, lanjut dia, terkait realisasi produksi padi Jatim pada SR I 2014 sebesar 6,26 juta ton GKG atau meningkat 2,33 persen dibandingkan SR I 2013 sebanyak 6,12 juta ton GKG. Penyebab kenaikan dipicu peningkatan luas panen sebesar 20,77 ribu hektare dan tingkat produktivitas sebesar 0,17 kuintal per hektare.(deliknews/htn)