Ketan Urap Kelapa Khas Sumenep Bisa Jadi Santapan Buka Puasa

Avatar of PortalMadura.com
Ketan Urap Kelapa Khas Sumenep Bisa Jadi Santapan Buka Puasa
Ketan Urap Kelapa Khas Sumenep

PortalMadura.Com, kelapa khas Sumenep, Madura, Jawa Timur, tidak gampang ditemukan disejumlah warung. Siapapun yang berkunjung ke Kota Keris di ujung timur Pulau Garam Madura ini , jangan lupa mampir untuk mencoba lezatnya ketan urap kelapa ini.

Ketan urap kelapa ini dibuat dari beras ketan dan santan yang dicampur. Setelah matang, ketan tersebut diberi urap yang terbuat dari kelapa parut. Saat disajikan, ketan urap ini ditambah dengan goreng ikan pindang dan rempeyek udang.

Sebelum adanya virus Corona, pelanggan bisa menikmati makanan khas Sumenep ini di tempat. Namun, saat ini penjual tidak memperbolehkan makan ditempat guna menghindari penyebaran Covid-19. Pelanggan boleh pesan berapa bungkus yang diinginkan dan menunggu ditempat yang telah disiapkan sesuai ketentuan. Bungkusan ketan urap itu dibawa pulang untuk dinikmati di rumahnya.

Kalau ingin menikmati makanan khas Sumenep ini, Anda boleh datang ke Desa Jaba'an, Kecamatan Manding. Warung itu sangat sederhana, namun di dalam warung tersedia makanan yang membuat lidah pelanggan ingin kembali lagi dan warung ini setiap harinya tidak sepi dari pengunjung. Pengunjungnya tidak hanya dari desa setempat, tapi dari desa lain, bahkan dari kabupaten lain di Madura.

Sebelum Pandemi Covid-19, banyak pengunjung objek wisata yang berkunjung ke Pantai Lombang, Kecamatan Batang-batang dan hendak ke Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk pasti mampir ke warung sederhana tersebut guna menikmati lezatnya ketan urap kelapa tersebut. Warung yang menyediakan ketan urap itu berada dijalur dua objek wisata itu.

Di hari-hari biasa, warung milik Misnata itu bisa menghabiskan 25 kilogram ketan setiap harinya. Di luar bulan puasa, warung tersebut mulai melayani pelanggan pukul 06.00 Wib dan tutup pada pukul 12.00 Wib. Memasuki bulan puasa ini, warung tersebut buka sejak pukul 15.00 Wib hingga 17.00 Wib. “Setiap harinya kami menghabiskan beras ketan sebanyak 25 kilogram,”kata Misnata.

Agar bisa menikmati makanan khas Sumenep ini, pengunjung tidak perlu khawatir menghabiskan uang banyak, cukup Rp 10 ribu saja setiap porsinya. Satu porsi tersebut lengkap dengan satu ekor ikan pindang goreng dan rempeyek udang. Jika dimakan ditempat, biasanya pelanggan memesan segelas teh manis atau kopi seharga Rp 2.500 per gelasnya. “Kalau sebelum puasa dan belum adanya virus Corona, banyak pembeli yang makan di sini, tapi setelah adanya virus, kami sengaja hanya melayani pelanggan yang membungkus,” paparnya.

Ketan urap kelapa ini termasuk makanan sederhana. Kalau di Sumenep, makanan ini biasanya hanya diolah saat warga memiliki hajatan tertentu seperti pernikahan, syukuran 40 hari kelahiran bayi. Masakan ketan itu biasanya disuguhkan kepada undangan yang hadir. Namun, jika saat ketan disuguhkan dalam hajatan tertentu itu tidak dilengkapi dengan urap kelapa, ikan pindang goreng dan rempeyek udang.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.