Ketua PMI Sumenep : Bagi Pasien Yang Butuh Darah Itu Gratis

Avatar of PortalMadura.Com
dok. H. Kurniadi Wijaya
dok. H. Kurniadi Wijaya

PortalMadura.Com, Sumenep – Tudingan dari Komisi D DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, bahwa telah menjual belikan darah bagi pasien yang membutuhkan dibantah oleh Ketua PMI Sumenep, H. Kurniadi Wijaya.

“Darah untuk pasien yang membutuhkan itu gratis,”  terang Kurniadi sapaan akrab Kurniadi Wijaya, pada PortalMadura.Com, Jumat (11/7/2014) malam.

Dia menjelaskan, untuk pengganti biaya pengelolaan donor darah, sama sekali tidak ada hubungannya dengan PMI, tapi merupakan urusan pribadi pasien dengan  Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) setelah mendapat kwitansi dari Unit Tranfusi Darah (UTD).

Menurut dia, pasien yang membutuhkan darah di PMI pada hakekatnya gratis. Namun pasien wajib bayar biaya laboratorium, mengingat darah yang didonorkan harus bebas dari HIV, Siphilis dan Hepatitis B.

“Hal ini yang perlu difahami oleh masyarakat. Untuk Biaya lab dan kantong darah, sudah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Jatim No 41 Tahun 2014 Tentang Biaya Pengganti Pengolahan Darah. Jadi, tidak benar jika PMI menjual darah pada pasien,” tegas Kurniadi sebagai klarifikasi atas komentar Ketua Komisi D DPRD Sumenep, Subaidi. 1 Tahun, Uang Jaminan Kantong Darah Tak Dikembalikan

Kurniadi juga meluruskan, bantuan biaya operasional yang diterima PMI dari Pemerintah Kabupaten Sumenep, bukan sebesar Rp 200 juta. “Dari Pemda bukan 200 juta rupiah, tetapi 50 juta rupiah dan tiap tahun sudah diperiksa oleh Irwilkab dan BPK dan tidak ada masalah,” urainya.

Bahkan, dia sangat mendukung bila pihak Komisi D DPRD Sumenep akan hearing dengan lembaganya maupun dengan instansi terkait. Sebab, sejak DPRD 2009 hingga saat ini belum pernah ada hearing. “Kami mendukung keinginan untuk hearing itu,” tandasnya.(htn)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.