Kosakata Era Majapahit Banyak Ditemukan di Madura

Avatar of PortalMadura.com

PortalMadura.Com – Siapa duga bahwa kosakata yang dipergunakan pada era kerajaan Majapahit atau yang disebut dengan ternyata masih banyak ditemukan dalam .

Hal tersebut terungkap dalam penjelasan KH Agus Sunyoto yang merupakan sosok sejarawan berdedikasi tinggi dalam meluruskan sejarah nusantara. Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Arifin, Malang ini pernah menjabat Ketua Lesbumi PBNU.

Salah satu bukunya yang terkenal adalah “Atlas Walisongo: Buku Pertama yang Mengungkap Walisongo sebagai Fakta Sejarah”.

KH Agus Sunyoto menjelaskan, yang perlu dicermati tentang bahasa kawi atau bahasa Jawa Kuno banyak tersisa dalam bahasa Madura.

“Kalau bahasa jawa baru model mataraman jauh sekali dari bahasa jawa asli. Terutama dari unsur austronesia bukan dari sanskerta,” kata KH Agus Sunyoto, dikutip PortalMadura.Com, pada unggahan kanal YouTube JDMM TV.

Ia mencontohkan, salah satu kosakata yang banyak ditemukan era Majapahit dengan bahasa Madura, di antaranya, “Orang Majapahit itu kalau menyebut lautan, tasik, Madura juga sama, tasek,” terangnya.

Kosakata lainnya, penyebutan kebun, yakni tegalan atau talun. Kencing disebut asenni, orang Madura menyebutnya akemmi.

Selain itu, kosakata caruk atau carok adalah bahasa kawi atau jawa kuno. “Rok itu (jawa kuno) tarung atau duel yang gelutnya itu menggunakan senjata tajam. Kalau orang yang suka berkelahi itu warok,” bebernya.

Ia menegaskan, bahwa bahasa Madura itu banyak ditemukan dalam kosakata jawa kuno. “Ini membuktikan orang-orang Madura mempunyai hubungan atau keterkaitan yang kuat dengan Majapahit kuno,” tandasnya.

Bahkan, pada kanal YouTube Napal Tilas, KH Agus Sunyoto menegaskan, bahwa 80 persen bahasa Madura mirip dengan bahasa Jawa Kuno.

Termasuk pada semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara, Bhinneka Tunggal Ika.

“Seperti Bhinneka Tunggal Ika, itu bahasa sastra, berbeda-beda tetapi tetap satu. Bahasa rakyat [bahasa Madura] banni nika tonggalla nika, orang Madura pasti tahu kata-kata ini,” terangnya.

Artinya, kata dia, bukan ini, tetapi satu dengan yang ini. “[maksudnya] sekalipun berbeda, tapi sebetulnya satu antara yang satu dengan yang lain sama,” tandasnya.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.