PortalMadura.Com, Jakarta – Hari kedua AOFOG Campus 3 di Jakarta menyoroti tantangan kualitas sel telur pada perempuan dengan Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) dan langkah awal penyusunan pedoman klinis yang lebih relevan bagi populasi Asia-Oseania. Dr. Aerul Chakra Alibasya menjelaskan bahwa meskipun pasien PCOS memiliki banyak sel telur, kualitasnya sering menurun akibat ketidakseimbangan hormon, resistensi insulin, dan peradangan kronis, yang dapat menghambat keberhasilan fertilisasi in vitro (IVF).
Prof. Nusrat Mahmud dari Bangladesh menekankan bahwa banyak pedoman medis saat ini berbasis pada populasi Kaukasia, padahal karakteristik PCOS di Asia menunjukkan perbedaan signifikan, terutama dalam aspek metabolisme dan respons terhadap terapi. Oleh karena itu, Komite REI AOFOG tengah menyusun rekomendasi klinis berbasis bukti yang lebih sesuai dengan kondisi pasien di kawasan ini.
Diskusi ini menegaskan pentingnya pendekatan personal dalam terapi reproduksi berbantu untuk meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan bagi pasien PCOS. Dengan adanya kolaborasi antara para ahli dari berbagai negara, diharapkan pedoman klinis baru ini dapat membantu tenaga medis dalam memberikan perawatan yang lebih efektif dan spesifik bagi perempuan di Asia-Oseania.