Mahasiswa Sumenep Minta Maksimalkan Janji Politik Busyro-Fauzi

Avatar of PortalMadura.com
Mahasiswa Sumenep Minta Maksimalkan Janji Politik Busyro-Fauzi
Mahasiswa demo kantor Bupati Sumenep dengan menggunakan atribut pocong, Kamis (5/4/2018)

PortalMadura.Com, – Sejumlah aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Sumekar Raya (Mahasurya) dengan menggunakan atribut pocong melakukan aksi unjuk rasa di kantor Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, Kamis (5/4/2018).

Mereka menuntut Bupati dan Wakil Bupati, A Busyro Karim dan Achmad Fauzi merealisasikan program pemerintah yang menjadi janji politiknya agar lebih maksimal lagi. Sebab, selama dua tahun kepemimpinannya, program pemerintah tidak berjalan maksimal.

“Kami minta Bupati dan Wabup lebih maksimal lagi merealisasikan janji politiknya. Jangan hanya memberikan janji palsu pada masyarakat,” kata korlap aksi, Edi Mufti Che.

Ia menyampaikan, dari sejumlah janji politiknya, banyak catatan merah yang harus diperhatikan. Salah satunya, program mencetak 5000 wirausaha muda. Sejatinya, program tersebut bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat tapi ternyata tidak.

“Banyak bantuan yang tidak bisa dicairkan lantaran perubahan SOPD. Dalam hal ini bupati harus tegas terhadap pimpinan OPD agar rakyat tidak kecewa,” ucapnya.

Revitalisasi pasar yang menjadi program pemerintah juga terkesan hanya pencitraan. Sebab, banyak pasar di kecamatan bahkan pasar induk yakni Pasar Anom Baru masih terlihat kumuh. Pelayanan di rumah sakit juga masih jauh dari keramahan dan kebersihan di perkotaan masih perlu ditingkatkan.

“Selain itu, percepatan pembangunan infrastruktur di wilayah kepulauan masih menjadi keluhan warga. Itu tanggung jawab pemerintahan Busyro-Fauzi,” tegasnya.

Lebih lanjut ia memaparkan, peningkatan kualitas pendidikan juga perlu dilakukan secara maksimal agar rakyat bisa mendapatkan pendidikan yang lebih layak.

“Banyaknya rumah tangga tidak layak huni juga perlu diperhatikan. Pimpinan daerah harus turun ke bawah, melihat langsung kondisi riil di bawah,” imbuhnya.

Sejumlah aktivis mahasiswa itu harus membawa pulang rasa kekecewaan karena tidak bisa bertemu dengan Bupati atau Wabup untuk menyampaikan aspirasinya. Mereka sengaja meninggalkan kantor Bupati dengam cara jalan mundur sebagai bentuk kekecewaan mereka karena tidak satu pun pejabat yang menemuinya. (Arifin/Putri)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.