Malaysia Hadapi Perlambatan Ekonomi Karena Covid-19

Avatar of PortalMadura.com
Malaysia Hadapi Perlambatan Ekonomi Karena Covid-19
Para penumpang di Bandara Kuala Lumpur International Airport menggunakan masker untuk mengantisipasi penyebaran virus korona pada 7 Februari 2020 di Kuala Lumpur, Malaysia (Pizaro Gozali - Anadolu Agency)

PortalMadura.Com diperkirakan akan mengalami kontraksi ekonomi pada kuartal I/2020 karena wabah .

Apalagi negara ini juga baru saja mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi paling buruk sejak krisis keuangan global satu decade lalu.

Ekonomi Malaysia terpukul parah pada kuartal IV/2019 (4Q19) dengan tumbuh hanya sebesar 3,6 persen, level pertumbuhan terendah sejak kuartal ketiga 2009.

Gubernur Bank Negara Nor Shamsiah Mohd Yunus mengatakan, bank sentral memiliki banyak kebijakan untuk menghadapi perlambatan pertumbuhan setelah memperkirakan kelesuan ekonomi pada kuartal I/20019 karena Covid-19.

“Tingkat keparahan dampak ekonomi tergantung pada bagaimana virus menyebar dan berevolusi serta respons negara terhadap wabah,” ujar dia Rabu, dilansir The Star Malaysia.

Ekonom Bank OCBC, Wellian Wiranto mengatakan ekonomi Malaysia membutuhkan “bantuan” untuk mencegah pelambatan lebih lanjut.

“Jika momentum ekonomi sudah melambat bahkan sebelum wabah Covid-19, peluang apa yang kita miliki jika kekhawatiran ini terus berlanjut dalam beberapa minggu mendatang?”.

“Di saat pemerintah mempersiapkan paket stimulus, kami mengingatkan jangan terlalu memberi suntikan yang terlalu kuat, karena akan menyebabkan kendala fiskal,”.

Menurut dia, untuk semua bantuan yang dibutuhkan ekonomi Malaysia tahun ini, Bank Negara tetap menjadi sumber utama relatif terhadap sisi fiskal, kata Wellian.

Produk Domestik Bruto negara (PDB), yang tumbuh hanya 4,3 persen tahun lalu, gagal memenuhi target resmi pemerintah sebesar 4,7 persen. Perlu dicatat bahwa target sebelumnya direvisi dari 4,9 persen.

Selain itu, pertumbuhan juga turun di bawah ekspektasi pasar 4,5 persen.

Penurunan pertumbuhan ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan global yang lebih lambat dan aktivitas perdagangan, kontraksi dalam investasi publik dan gangguan di sektor-sektor terkait komoditas.

“Inflasi kami masih rendah sehingga kami memiliki ruang kebijakan (untuk melonggarkan kebijakan moneter),” kata Nor Shamsiah kepada para wartawan.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.