Menelusuri Makna ‘Rampak Naong Beringin Korong’ dalam Masyarakat Madura

Avatar of PortalMadura.Com
Menelusuri Makna 'Rampak Naong Beringin Korong' dalam Masyarakat Madura
Ilustrasi beringin (panoramio.com)

PortalMadura.Com – Dalam masyarakat Madura banyak sekali kearifan lokal yang dapat mendorong orang untuk hidup secara seimbang. Salah satu kearifan lokal yang cukup populer di Madura adalah falsafah hidup yang menjadi pedoman orang Madura, yaitu “Rampak naong beringin korong”. Artinya kira-kira, “rindang dan teduh”.

Istilah ini mengacu pada pohon beringin yang merupakan pohon besar dengan akar yang kuat, batang kokoh, daunnya yang lebat menghijau sanggup meneduhi orang yang berada di bawahnya. Selain itu, falsafah ini juga berimplimentasi pada kebersamaan, gotong royong, saling berbagi dan mengeyampingkan egoisitas.

Makna ‘Rampak naong beringin korong’ sendiri menjadi pedoman hidup yang dimaksudkan bahwa orang Madura menyukai kehidupan yang damai, tanpa kekerasan, diskriminasi, dan persengketaan. Falsafah ini tentu bisa menjadi bantahan terhadap stereotip kekerasan yang sering dialamatkan kepada orang Madura. Stereotip tersebut sudah terlanjur berkembang dan mengakar kuat sehingga seolah sulit mengubah paradigma orang luar terhadap Madura.

Jika mendengar nama Madura, orang luar sering menganggapnya sebagai lokus carok dan kekerasan lainnya. Sedangkan kearifan-kearifan lokal yang ada tampak tenggelam karena sedikitnya orang Madura yang mau peduli dan mengenalkan kearifan lokal tersebut pada orang lain. Padahal, jika mau memperhatikan dengan seksama, banyak sekali kearifan-kearifan lokal yang bisa ditemui di Madura. kearifan lokal tersebut justru kontraproduktif dengan anggapan negatif terhadap orang Madura.

Karakter keras yang tampak pada orang Madura, tidak lantas menandakan bahwa orang Madura tidak menyukai perdamaian. Buktinya, salah satu falsafah hidup yang menjadi pedoman dalam keseharian  mereka adalah ‘rampak naong beringin korong’. Dengan falsafah ini, orang Islam, Kristen, Hindu, dan lainnya bisa hidup damai berdampingan. Mereka yang kaya ataupun miskin, yang tua maupun muda, semuanya melebur dalam kedamaian tanpa memandang perbedaan kelas sosial. (emadura.com/choir)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.