Misteri Bunyi Gamelan di Bekas Keraton Batuputih, Muncul pada Pasaran Legi

Avatar of PortalMadura.com
Misteri Bunyi Gamelan di Bekas Keraton Batuputih, Muncul pada Pasaran Legi
Pohon [kayu] nome [getah buah untuk racun ikan] di lokasi bekas keraton Batuputih. Saat ini sering dijadikan tempat meditasi oleh warga sekitar. Di dekat pohon ini juga terdapat batu hitam besar yang dijadikan tempat meditasi keluarga keturunan Arya Wiraraja dari Bali.(@portalmadura.com)

PortalMadura.Com, – Bunyi klenengan atau mirip sebuah pementasan musik gamelan sering didengar oleh sebagian warga sekitar dari bekas [Karaton Topote], Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Misteri bunyi gamelan itu, sayup-sayup bersumber dari bagian batas selatan bekas keraton Batuputih.

Tanda batas bagian selatan, warga menyebutnya, lurus ke timur dari pohon bambu yang tumbuh di barat daya [barat jalan akses utama jalan desa/ tepat di jalan tanjakan dari selatan].

Rumpun pohon bambu, terlihat dari lokasi pohon [kayu] nome [getah buah untuk racun ikan] yang saat ini sering dijadikan tempat meditasi warga.

Secara administrasi, bekas keraton pertama Arya Wiraraja Sumenep, berada di Dusun Buras, Desa Batuputih Daya, Kecamatan Batuputih, Sumenep atau berjarak sekitar 2,5 Km ke utara dari simpang 3 Koramil 0827/15 Batuputih.

Salah seorang warga setempat, Abdul Gani menjelaskan, sayup-sayup bunyi gemelan terdengar dari area bekas keraton Batuputih bila pasaran legi [manis].

“Seperti, malam Jumat manis, Senin dan malam Kamis manis,” terangnya pada PortalMadura.Com, Kamis (26/5/2022).

Abdul Gani yang rumahnya sekitar 500 meter ke arah timur dari bekas keraton Batuputih menyebutkan, bahwa umumnya warga sekitar mendengar sayu-sayub bunyi gamelan [warga menyebut tabbuen], seperti ada hajatan.

Abdul Gani dibuat penasaran dan ingin membuktikan ada apa di lokasi yang menjadi sumber bunyi gamelan tersebut. “Di sana [sumber bunyi, red], ada batu besar dan tambiyu. Tak jauh dari rumpun pohon bambu itu,” katanya.

Tambiyu adalah sebuah hamparan batu warna hitam dan di tengahnya terdapat lubang. Pada musim penghujan akan terisi air dan makan waktu lama untuk kering.

“Air di tambiyu itu, airnya paling lama bertahan dibanding air yang ada di tambiyu lain yang ada di area keraton Batuputih,” ujarnya.

Banyak tambiyu di lokasi bekas keraton Batuputih. Salah satunya, tambiyu yang diyakini tempat basuh, tepatnya di balik rumpun pohon bambu bagian utara atau batas utara keraton Batuputih [tikungan jalan utama desa).(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.