PortalMadura.Com, Pamekasan – Anggaran untuk bencana kekeringan di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, pada tahun 2018 berpotensi naik dibandingkan tahun 2017 lantaran musim kemarau diprediksi lebih panjang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan, Akmalul Firdaus mengungkapkan, pada tahun 2017 anggaran kekeringan untuk distribusi air ke sejumlah daerah berkisar Rp 700 juta. Sementara, tahun 2018 belum bisa dipastikan nominalnya karena pengeluaran anggaran melihat kondisi di lapangan.
“Anggarannya sekitar 700 juta, jumlah pastinya saya tidak hafal. Setelah kami koordinasi dengan BMKG untuk kekeringan tahun ini prediksinya lebih panjang,” katanya, Sabtu (14/7/2018).
Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur, bahwa tanggap darurat kekeringan musim kemarau di bumi Gerbang Salam dimulai antara akhir Juli hingga awal Agustus 2018 dengan lama kering berkisar 2 sampai 3 bulan.
“Kekeringannya kisaran 2 sampai 3 bulan, tentunya nanti lihat kondisi di lapangan, sampai berapa bulan kegiatan tanggap darurat ini kami lakukan. Jadi, anggarannya tidak bisa diprediksi, tentunya perlu diketahui bahwa dana itu pakai dana tak terduga yang ada di BKD (Badan Keuangan Daerah),” terangnya.
Dikatakan, pihaknya saat ini tengah menginventarisir desa yang terdampak kekeringan melalui camat di setiap kecamatan. Hasilnya, ada 11 kecamatan yang menjadi daerah kering.
“Tidak semua kecamatan (kekeringan), di Pamekasan ini ada 11 kecamatan yang berpotensi terdampak kekeringan. Kecuali Kecamatan Kota dan Kecamatan Galis,” pungkasnya. (Marzukiy/Putri)