NASA: 2017 Tahun Kedua Bumi Lebih Panas Dari Biasanya

Avatar of PortalMadura.Com
NASA: 2017 Tahun Kedua Bumi Lebih Panas Dari Biasanya
Ilustrasi

PortalMadura.Com, – Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat () memastikan bahwa tahun 2017 adalah tahun terpanas kedua yang pernah tercatat.

“Suhu permukaan bumi global pada 2017 menduduki peringkat kedua terpanas sejak 1880,” kata NASA dalam sebuah pernyataan, dilansir Anadolu, Jumat (19/1/2018).

“Para ilmuwan di Institut Goddard for Space Studies (GISS) NASA di New York menyatakan tren pemanasan jangka panjang di planet ini, suhu rata-rata global pada tahun 2017 adalah 1,62 derajat Fahrenheit (0,90 derajat celcius) lebih hangat daripada rata-rata tahun 1951 sampai 1980,” jelas pernyataan tersebut.

Sedangkan menurut pemerintah AS, tahun 2016 masih menjadi tahun terpanas yang tercatat.

Meski begitu, NASA mengatakan, bagaimanapun juga National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menyimpulkan bahwa tahun 2017 merupakan tahun terpanas ketiga dalam catatan mereka.

“Perbedaan kecil dalam peringkat itu adalah karena metode yang berbeda yang digunakan oleh kedua lembaga untuk menganalisis suhu global, meskipun dalam jangka panjang catatan lembaga tetap kuat,” kata NASA dalam pernyataan itu.

Walau memiliki perbedaan, kedua analisis lembaga tersebut, di sisi lain mengungkapkan bahwa lima tahun terpanas menurut catatan keduanya telah terjadi sejak tahun 2010.

“Meskipun lebih dingin dari suhu rata-rata di salah satu bagian dunia, suhu di atas planet secara keseluruhan terus berlanjut dengan tren pemanasan yang cepat yang telah kita lihat selama 40 tahun terakhir,” kata Direktur GISS Gavin Schmidt.

Selama satu abad terakhir, kata NASA, suhu permukaan rata-rata bumi telah meningkat sekitar 2 derajat Fahrenheit, atau sedikit lebih dari 1 derajat celcius, dan ini sebagian besar didorong oleh peningkatan karbon dioksida dan emisi buatan manusia lainnya ke atmosfer.

“Tahun lalu adalah tahun ketiga berturut-turut di mana suhu global tercatat lebih dari 1,8 derajat Fahrenheit (1 derajat Celcius) melebihi periode akhir abad ke-19,” sebutnya.(AA)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.