SUMENEP (PortalMadura) – Antara nikah STN-an dengan nikah sirri, boleh dibilang serupa tapi tak sama dalam pelaksanaannya. Kalau nikah sirri proses akadnya harus menghadirkan dua walinya, serta kerabat, sementara nikah STN-an cukup dihadiri 3-5 orang.
Karena pasangan yang menggunakan menikah lewat jalur STN-an, kebanyakan pasangan yang sedang dilanda masalah dan tidak perlu diketahui orang banyak saat melangsungkan akad nikah.
Dalam situasi genting itulah pasangan berlainan jenis akan mencari sosok kiai, yang bisa melegalkan hubungan keduanya sesuai ajaran agama. Namun demikian, nikah STN tidak langsung dilakukan begitu saja, sebelum pasangan tersebut, mengajukan berbagai masalah dan alasan untuk menikah lewat jalur STN. Nikah ‘STN' Marak di Sumenep
Nikah STN dapat dilakukan bila persyaratan dan alasan yang diajukan dua mempelai sudah lengkap, tanpa menunggu kehadiran wali dari dua mempelai. Sang kiai akan memanggil dua orang saksi, untuk menjadi saksi prosesi akad nikah pasangan tersebut.
Sementara untuk melangsungkan akad nikah secara sirri, kedua mempelai harus menghadirkan wali mereka, saat prosesi akad nikah akan dilakukan. Tidak hanya itu, sanak kerabat juga di undang untuk menyaksikan akad nikah dua mempelai tersebut.
Pasangan nikah sirri lebih banyak diketahui masyarakat umum, karena saat proses ijab qabulnya banyak mendatangkan kerabat dekat. Sedangkan nikah STN dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa banyak mendatangkan orang banyak, cukup dua orang saksi, wakil wali, serta dua mempelai.
Jalur pernikahan sirri dan STN, sama-sama ilegal menurut hukum negara, karena pernikahan tersebut tidak ada pemberitahuan pada kantor KUA sebagai lembaga resmi pencatat nikah. Kenapa mereka menikah lewat jalur STN…? Ikuti terus penelusuran Wartawan PortalMadura, Samauddin (Bagian 2-Bersambung)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
