Pelaksanaan Umrah Akan Lebih Ketat dan Biaya Lebih Mahal

Avatar of PortalMadura.com
dok. Jemaah haji mengelilingi Ka'bah, situs paling suci Islam, terletak di pusat Masjid al-Haram (Masjid Agung) di Mekah, Arab Saudi pada 22 Agustus 2017. (AA)
dok. Jemaah haji mengelilingi Ka'bah, situs paling suci Islam, terletak di pusat Masjid al-Haram (Masjid Agung) di Mekah, Arab Saudi pada 22 Agustus 2017. (AA)

PortalMadura.Com – Pemerintah Arab Saudi dimungkinkan membuka kembali ibadah umrah dengan protokol kesehatan yang lebih ketat serta biaya yang lebih mahal seperti ibadah haji tahun 2020.

Konsul Haji Indonesia di Jeddah, Endang Jumali mengatakan, menjadi lebih tinggi karena adanya prosedur dan pengaturan yang lebih ketat pada saat tawaf, sa'i, dan prosesi ibadah lainnya.

“Keberhasilan menggelar ibadah haji tahun ini tentu jadi patokan untuk penerapan protokol kesehatan,” jelas Endang dalam diskusi virtual, Senin (3/8/2020).

Menurut dia pemerintah Arab Saudi tidak akan menggunakan seluruh kapasitas Masjidil Haram untuk menampung.

Kapasitas Masjidil Haram mungkin tidak akan terpakai seluruhnya pada penyelenggaraan umrah nanti bila kembali dibuka di masa pandemi.

Bila pada haji dibatasi hanya 1.000 jamaah, dia mengatakan pada saat umrah pembatasan mungkin dilakukan hanya untuk 3.000 jamaah pada setiap sesi ibadah umrah.

“Dengan protokol kesehatan bisa diterapkan pola seperti itu,” kata dia.

Endang mengatakan, ada kemungkinan Arab Saudi membatasi usia calon jamaah umrah.

Dia juga menambahkan kasus Covid-19 di Arab Saudi terus berangsur turun sehingga kemungkinan ibadah umrah bisa kembali dilaksanakan dalam waktu dekat.

“Pada tanggal 25 Juli ada 2.200 kasus baru Covid-19, dan pada 2 Agustus tinggal 1.357 kasus,” kata Endang.

Ada kemungkinan pada September nanti Arab Saudi kembali membuka penerbangan internasional untuk umrah.

Namun, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kondisi kasus Covid-19 di Indonesia pada September nanti yang hingga saat ini kasusnya semakin meningkat.

“Kita harap aturan terkait umrah segera diberikan ke kita karena kita akan terus koordinasi dengan deputi umrah Saudi agar bisa mendapatkan paling tidak informasi awalnya,” imbuh dia.

Endang menambahkan, dalam penyelenggaraan umrah pada 2019 lalu, terdapat 167 kasus jamaah yang harus mendapatkan perawatan inap, 4 jamaah wafat, dan 23 orang dipulangkan atas rekomendasi rumah sakit.

“Apapun yang kita lakukan dalam penanganan umrah mengatasnamakan bangsa dan negara,” tutur dia.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.