Pemerintah Terapkan Pembangunan Rendah Karbon pada RPJMN 2020-2024

Avatar of PortalMadura.com
Pemerintah terapkan pembangunan rendah karbon pada RPJMN 2020-2024
Ilustrasi: Emisi karbon. (Foto file - Anadolu Agency)

PortalMadura.Com, – Indonesia akan menerapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2045.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan pembangunan rendah emisi bukan lagi sebuah opsi, melainkan keharusan untuk mencapai target mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen.

“Kami sudah berupaya memasukkan pembangunan rendah karbon menjadi mainstream di RPJMN,” kata Bambang di Jakarta, Selasa.

Dalam konteks pertumbuhan ekonomi, Bambang menuturkan keterbatasan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan justru akan menghambat pertumbuhan ekonomi.

“Kalau kita punya aspirasi menjadi Negara maju pada 2045, maka harus menerapkan pembangunan rendah karbon ini,” tutur Bambang.

Namun hingga saat ini Pemerintah belum menerbitkan Peraturan Presiden soal perencanaan pembangunan rendah karbon.

Aturan tersebut semestinya membantu Pemerintah pada periode selanjutnya mengimplementasikan pembangunan rendah karbon yang terangkum di dalam RPJMN.

“(Perpres) nanti disiapkan, yang penting kita masukkan dulu ke RPJMN,” tutur Bambang. dilaporkan Anadolu Agency, Selasa (19/2/2019).

Bappenas sejauh ini menyiapkan aturan pembangunan rendah karbon melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk mengurangi dampak negatif pembangunan bagi lingkungan.

Energi terbarukan

Dia menjelaskan salah satu kebijakan untuk mendukung pembangunan rendah karbon ialah memperkuat penerapan energi terbarukan.

Indonesia sejauh ini memiliki lima sumber energi terbarukan, yakni panas bumi, angin, tenaga surya, bioenergi, serta air.

Bambang mengatakan penggunaan batu bara untuk saat ini masih dominan, namun Pemerintah akan meningkatkan pemanfaatan energy mix yang juga bersumber dari energi terbarukan.

Selain itu, peran bahan bakar diesel masih sangat besar terutama di daerah-daerah terpencil dimana banyak Masyarakat masih menggunakan genset.

Daerah-daerah tersebut menurut dia semestinya menjadi sasaran utama untuk beralih ke energi terbarukan.

“Bisa disesuaikan dengan daerah masing-masing, misalnya dengan angin atau surya,” tutur Bambang.

Langkah lainnya ialah mengembangkan energi terbarukan skala besar seperti proyek geothermal di Sarulla, Sumatera Utara.

Pengembangan itu, lanjut dia, juga harus disokong kebijakan yang membuat harganya kompetitif.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.