Pemprov Jatim Minta Waspada Bencana Hydrometeorologi, Tapi Jangan Panik

Avatar of PortalMadura.com
Pemprov Jatim Minta Waspada Bencana Hydrometeorologi, Tapi Jangan Panik
Emil Elestianto Darddak (Istimewa)

PortalMadura.Com – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak meminta seluruh masyarakat Jawa Timur tidak panik namun tetap waspada dalam menghadapi adanya ancaman bencana Hydrometeorologi.

Bencana hidrometeorologi sendiri adalah bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti banjir, longsor, dan puting beliung.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah menetapkan status siaga darurat bencana hydrometeorologi di Jawa Timur melalui surat keputusan (SK) Nomor 188/650/KPTS/013/2019 tertanggal 16 Desember 2019.

Menindaklanjuti hal tersebut, Emil Dardak meninjau kesiapan posko siaga darurat penanggulangan bencana Hydrometeorologi di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur pada hari ini, Kamis (2/1/2020).

Dalam kesempatannya, Emil membahas terkait pembuatan rencana operasi (Renops) dalam rangka penanganan bencana hydrometeorologi. Untuk itu, dirinya bersama BPBD Prov. Jatim akan segera menginventarisir langkah-langkah yang dimungkinkan untuk mengantisipasi kesiapsiagaan atau kecepatan merespon saat terjadi bencana.

Baca Juga: Anak Masukkan Colokan, Ayah Tewas Tersengat Listrik Saat Perbaiki Pompa Air

“Kita sudah sepakat bahwa akan kita bedah satu persatu dengan instansi terkait, mengenai draft renops yang sudah disusun. Mulai dari bagian mana yang mengurusi logistik, komunikasi, hingga langkah preventif seperti susur sungai dan susur bukit,” terangnya.

Emil menambahkan, dalam kesiapan penanganan penanggulangan bencana ini kunci utamanya adalah bagaimana kecepatan dan respon yang diberikan.

Dicontohkan, untuk Sungai Bengawan Solo misalnya ada yang disebut banjir kiriman. Dimana, hujannya tidak terjadi di Jatim tapi banjirnya dikirim dari Bengawan Solo. Karena, Sungai Bengawan Solo ini hulunya 30 persen di Jawa Tengah, namun hampir 70 persen hilirnya berada di Jatim.

“Kita harus mengurangi ruang diskresi di lapangan, dan yang terpenting adalah speed atau kecepatan dalam menanganinya” ujar orang nomor dua di Jawa Timur tersebut.

Sementara itu, Subhan Wahyudiono Kepala BPBD juga menyampaikan bahwa kita harus waspada dan mengamati pada beberapa daerah seperti aliran kali lamong mulai Mojokerto dan Gresik terus Kali Malang yang ada di Pasuruan kali dan lainnya, daerah-daerah yang mendekati itulah yang kita stretching untuk kewaspadaannya.

Terakhir, Mantan Bupati Trenggalek tersebut menghimbau bahwa masyarakat memang harus Waspada Banjir tetapi jangan panik.

“Kita melihat kondisi di Jabodetabek tapi tidak usah panik, beda lho antara waspada dengan panik, toh kalau kita jalan kaki kita tidak mau barang kita di copet, kita kan waspada tapi beda sama panik, kalau panik kita lari gitu kan ya tapi kalau waspada kita pasang mata pasang telinga, itulah bedanya antara waspada dengan panik kita ingin warga waspada tapi kita tidak ingin warga panik, tenang saja, kita semua bersiap-siap tetapi apabila warga waspada maka kondisi jika terjadi bencana, Insya Allah akan lebih lebih lebih tertata,” ungkapnya.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.