Pengasuh Pondok Hamili Santri, Warga Demo Polsek

Avatar of PortalMadura.Com
Pengasuh Pondok Hamili Santri, Warga Demo Polsek
Pencabulan

PortalMadura.Com, – Puluhan warga Dusun Kota, Desa , Kecamatan/Kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur berunjuk rasa ke Kantor Polsek setempat, Selasa (5/5/2015).

Mereka menuntut penegak hukum tegas dan memberikan sanksi berat terhadap pengasuh salah satu pesantren yang diduga telah menghamili santrinya sendiri inisial UF (17).

“Tindakan pengasuh pesantren itu benar-benar tidak terpuji, masak santrinya sendiri di makan,” kata Ahwan (35), Kepala Dusun Kota Baru, Desa Sapeken, Sumenep.

Menurut dia, kasus pencabulan yang diduga dilakukan inisial AH (42), sudah dilaporkan melaui kantor Desa Sapeken.

Namun kasus tersebut masih dalam proses  pengembangan dan penyelidikan. Karena merasa laporannya tidak digubris oleh kepala desa, maka warga menindaklanjuti ke kantor Polsek Sapeken.

Sementara, Kapolsek Sapeken, AKP Ali Ridha, membenarkan aksi unjuk rasa yang dilakukan warga.

Mereka menuntut pihak polsek menuntaskan kasus dugaan amoral oleh AH, salah satu pengasuh pesantren kepada santrinya sendiri.

“Mereka meminta kami mengusut dugaan pencabulan oleh oknum pengasuh,” katanya.

Pihaknya akan memanggil keluarga korban, serta teman dekatnya, untuk dimintai keterangan. Selain itu, pihaknya akan mengamankan pelaku untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kalau memang nanti terbukti pelaku berbuat cabul, kami akan proses sesuai hukum yang berlaku,” pungkasnya.

Sumber lain menyebutkan, mencuatnya kasus pencabulan tersebut, bermula dari pengakuan UF (korban) terhadap pacarnya, bahwa dirinya pernah ditiduri  layaknya suami istri oleh AH, gurunya sendiri.

UF terpaksa melayani keinginan pelaku, karena diancam akan dibunuh bila tidak mau melayani hubungan badan.(udin/har)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.