Opini  

Pentingnya Komunikasi Tokoh Publik

Avatar of PortalMadura.Com
Pentingnya Komunikasi Tokoh Publik
Ghea Dian Maharani*

Pada saat gempa bumi Cianjur, viral ormas yang mencopot label tenda ‘Tim Aksi Kasih Gereja Reformed Injil Indonesia'.

Hal itu dikomentari Bupati Cianjur Herman Suherman. Namun, seharusnya tokoh publik harus memiliki komunikasi yang efektif sehingga tidak memperkeruh keadaan terutama dalam situasi kebencanaan.

Tokoh publik harus memiliki komunikasi yang efektif, sehingga orang lain dapat memahami dengan baik apa sebenarnya tujuan yang mereka sampaikan.

Jika tokoh publik tidak dapat berkomunikasi secara efektif maka akan membuat bingung atau bahkan bisa menyebabkan kesalahpahaman.

Hal ini terjadi pada Bupati Cianjur, karena tanggapan beliau terhadap aksi pencopotan label tenda pada saat bencana gempa bumi Cianjur.

Beliau merespon aksi tersebut, namun tanggapan beliau sampaikan justru memperkeruh situasi pada saat itu. Bupati Herman Suherman menyatakan
“Pencopotan itu salah, tapi menonjolkan label juga tidak benar. Kita sama – sama saling mengerti, membantu secara tulus tanpa label di bantuannya. Saya harap ini tidak terulang dan kita fokus pada penanganan kebencanaan hingga pemulihan nantinya,” ujarnya.

Tanggapan tersebut membuat masyarakat bingung tentang apa dikatakan oleh Bupati Cianjur. Sebagai tokoh publik, bukankah harusnya dapat memberikan tanggapan yang mudah diterima oleh masyarakat. Dengan respon seperti itu, justru menyebabkan berbagai spekulasi di masyarakat.

Namun, dengan komunikasi yang efektif tentunya akan membuat masyarakat akan memahami apa maksud dari yang ingin disampaikan oleh beliau. Dengan memberikan tanggapan yang tidak efektif, respon beliau malah dianggap seperti tidak menghargai pemberian bantuan kepada korban bencana.

Tanggapan beliau juga termasuk pada perilaku intoleran terhadap agama lain. Hal itu terjadi karena beliau mengatakan bahwa “menonjolkan label juga tidak benar”, pada saat terjadi bencana alam bukankah seharusnya kita harus saling tolong menolong walaupun berbeda agama.

Kita juga harus menghargai apa yang kita terima dari orang lain. Hal ini sesuai dengan pengamalan pancasila sila-1 kita bahwa kita harus saling menghargai walapun berbeda agama.

Aksi tersebut sangat disayangkan apalagi seorang tokoh publik memberi tanggapan seperti itu.

Adanya aksi intoleran tersebut, ternyata juga berdampak kepada relawan yang membantu dalam bencana itu. Bahkan, mereka menarik mundur para rescuer dan relawan medis yang diperbantukan dalam bencana tersebut.

Dampak dari aksi orang – orang yang tidak bertanggung jawab ini juga membuat orang – orang disana terkena imbasnya.Mereka membutuhkan bantuan dari para relawan namun, semua itu terhambat dengan adanya aksi oknum yang tidak bertanggung jawab hal ini.

Bupati cianjur mengatakan bahwa, membantu secara tulus tanpa label di bantuannya. Namun, pemberian label pada bantuan bukan kah memang seharusnya ada? Bupati Cianjur seharusnya mengetahui bahwa setiap bantuan yang diberikan kepada korban bencana selalu disertai dengan label pemberi.

Mengapa demikian, itu bertujuan untuk memberikan laporan pertanggungjawaban kepada sang donatur bahwa donasi yang mereka kumpulkan telah dipergunakan sesuai dengan tujuan. Jadi bukan berarti dengan adanya label pada bantuan tandanya tidak tulus.

Juga ada pencerminan sila kedua bahwa kemanusian harus dijunjung baik dan dilakukan dengan bijak. Jangan sampai tindakan pencopotan yang dilakukan secara sepihak merusak solidaritas kemanusiaan kita. Dan bantuan yang diberikan tidak boleh tercemar dengan unsur kebencian suatu golongan.

Seharusnya tidak perlu terburu – buru menegatifkan suatu label pada bantuan. Bantuan yang diberikan sudah jelas untuk memenuhi kebutuhan korban yang terdampak pada gempa bumi. Hal ini sudah sangat jelas bahwa tujuan diberikannya bantuan tersebut untuk kemanusiaan, bukan untuk hal yang lainnya.

Dengan menegatifkan suatu hal yang diberikan akan membuat pemberi merasa tidak dihargai oleh para menerima bantuan. Jika sudah diberikan bantuan lebih baik di syukuri tanpa harus memandang sebelah mata.

Itulah dampak komunikasi tokoh publik yang tidak efektif. Akan timbul berbagai asumsi publik dan hal ini bisa juga merugikan semua pihak yang terkait. Dan aksi tersebut juga akan sensitif di telinga masyarakat jika menyangkut inteloren tentang agama.

Dan seharusnya dalam menyampaikan sebuah tanggapan, seorang tokoh publik harus menyampaikan nya dengan jelas dan tepat tanpa berbelit – belit. Dengan begitu tidak akan terjadi kesalahpahaman di masyarakat.

Oleh karena itu, sangatlah penting bagi seorang tokoh publik harus mampu memiliki komukasi yang efektif saat menyampaikan sesuatu kepada masyarakat. Dan apapun yang disampai kan harus dapat dipertanggung jawabkan.(**)

*Pengirim : Universitas Muhammadiyah Malang (Jurusan Farmasi).

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.