Penutupan Dolly Akan Berdampak Luas Di Jatim

Avatar of PortalMadura.Com
Penutupan Dolly Akan Berdampak Luas Di Jatim

PortalMadura.Com, Pamekasan – Rencana penutupan lokalisasi Dolly Surabaya yang rencananya akan dilakukan tanggal 19 Juni 2014 justru dampaknya dikhawatirkan oleh semua pihak di kota/kabupaten di Jawa Timur. Karena sudah pasti ribuan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang selama ini beraktifitas di tempat pelacuran itu akan menyebar ke semua wilayah di Jawa Timur.

Anggota DPRD Jawa Timur Badrut Tamam mengungkapkan, rencana penutupan itu sudah bergulir sejak tahun 2010 dan pelaksanaannya baru diterapkan tahun ini.

“Pada Tahun 2010, Gubernur bersama dengan DPRD dan wali kota prihatin atas beberapa kasus yang terjadi, anak kecil dibawah umur sudah melakukan hubungan intim di lokalisasi Dolly,” katanya, Selasa (17/6/2014).

Rancangan penutupan Dolly sejak tiga tahun lalu dengan cara memberikan pelatihan keahlian pada PSK dan juga orang-orang yang ada di tempat itu. Akan tetapi, lanjut Badrut, cara itu tidak efektif.

“Mereka yang dilatih dan diberi modal untuk usaha, hanya bertahan beberapa bulan, mereka kembali lagi ke lokalisasi, sehingga pemerintah berinisiatif untuk menutupnya,” jelasnya.

Menurut Badrut Tamam, penutupan tempat maksiat terbesar se-Asia itu akan berdampak terhadap sulitnya untuk mendeteksi penyakit di tengah-tengah masyarakat dan juga akan muncul tempat-tempat prostitusi baru di wilayah Jawa Timur, khususnya di Madura. Karena sejak awal pemerintah tidak mendeteksi khusus para PSK yang ada di lokalisasi Dolly.

“Ini kekhawatiran kita semuanya, apabila eks Dolly itu sudah menyebar ke kota/kabupaten di Jawa Timur termasuk Madura, sulit untuk mendeteksi. Makanya semua harus hati-hati,” pintanya.

Namun demikian Politisi PKB ini meminta pemerintah di Jawa Timur dan di Madura khususnya, untuk mewaspadai adanya para PSK di daerahnya masing-masing pasca Dolly ditutup. Dan Satpol PP di setiap kota/kabupaten juga diminta gencar melakukan razia dan pengawasan terhadap tempat-tempat yang potensi untuk disinggahi para wanita tuna susila itu.

“Tidak ada cara lain kecuali semua waspada dan pemerintah gencar melakukan penertiban tempat-tempat yang ditengarai dijadikan ajang mesum,” pungkasnya. (reiza/htn)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.