Opini  

Persiapan Indonesia Menghadapi Akhir Pandemi Covid-19

Avatar of PortalMadura.Com
Persiapan Indonesia Menghadapi Akhir Pandemi Covid-19

Oleh: Yessi Octaviani*

Akhir pandemi sudah di depan mata. Begitulah kesimpulan dari penilaian terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang disampaikan pertengahan bulan September lalu.

Melihat angka penularan dan kematian yang disebabkan oleh Covid-19 semakin menurun di seluruh dunia, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesu menyatakan bahwa dunia sudah dekat pada akhir pandemi.

Meskipun demikian, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan berhati-hati dengan berbagai varian baru virus Covid-19.

Kabar baik tersebut tentu menjadi kegembiraan tersendiri bagi seluruh masyarkat dunia, termasuk Indonesia.

Namun pertanyaannya, siapkah kita sebagai masyarakat Indonesia mengahadapi pandemi yang akan berakhir?.

Saat pandemi dianyatakan telah berakhir itu menandakan segala pembatasan dan larangan yang selama ini diterapkan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 akan dihapuskan.

Masyarakat di seluruh dunia mungkin akan kembali menjalani kehidupan seperti ketika pandemi Covid-19 belum ada, sedangkan virus itu sendiri sebenarnya belum bener-benar hilang.

Hal ini tentu menjadi perhatian penting baik masyarakat dan pemerintah.
Bagaimana persiapan kita dalam menghadapi akhir pandemi yang baik agar dapat mencegah terjadinya wabah baru yang lebih parah dari pada sebelumnya.

Persiapan yang harus kita lakukan sebagai masyarkat Indonesia merupakan hal yang penting untuk dibahas. Kita perlu memikirkan bagaimana agar kebiasaan dan budaya hidup sehat yang sudah dibentuk masyarakat hingga saat ini dapat terus dilakukan bahkan hingga pandemi benar-benar dinyatakan telah selesai.

Disiplin yang tinggi terhadap , menjalani pola hidup yang sehat, dan respon yang baik terhadap perubahan di masyarakat saat pandemi merupakan beberapa contoh budaya yang sudah diciptakan dan sebaiknya tidak dilepaskan begitu saja walaupun pandemi dinyatakan telah selesai.

Sangat sia-sia apabila budaya positif yang saat ini dijalani hilang begitu saja. Contohnya aturan menggunakan masker, budaya ini dapat tetap dijalani apabila kita berada di tempat yang berkerumun atau saat kita sedang sakit.

Contoh lain yaitu, rajin mencuci tangan untuk menghindari penyebaran penyakit.

Konsep kehidupan dalam kenormalan baru () juga bukan hal yang sulit dilakukan saat pandemi, namun sulit dilakukan saat pandemi mulai mereda.

Tantangannya yaitu bagaimana agar konsep new normal tidak ditinggalkan begitu saja, namun dapat terus dilakukan meskipun tidak ada lagi peraturan yang mengikat kita sebagai masyarakat. Disisi lain, peran pemerintah juga sangat dibutuhkan agar dampak dari penyebaran Covid-19 selama 2,5 tahun ini tidak lagi kita rasakan.

Pandemi tidak hanya memberikan gejolak bagi kesehatan saja, namun juga pada Indonesia. Kebijakan dan infrastruktur kesehatan menjadi bukti bagaimana pandemi telah memberikan dampak yang parah bagi Indonesia.

Belajar dari pandemi, pemerintah harus dapat mengingkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur kesehatan di Indonesia. Pemerintah menjadikan kesehatan sebagai perhatian utama dalam membangun fokus, anggaran, dan prioritas untuk pengembangan infrastruktur kesahatan agar sejajar dengan infrastruktut lain seperti infrastruktut transportasi dan pendidikan.

Kita tidak pernah tau kapan pandemi atau permasalahan yang mewabah akan kembali di masa depan. Sudah seharusnya masyarakat dan pemerintah dapat bersinergi untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

Kebiasaan positif dan infrastruktur merupakan faktor penting yang harus dipersiapkan untuk menghadapi pandemi yang tidak terlihat. Kebiasaan baik menjadi pondasi diri yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari berabagai virus atau penyakit.

Infratruktur menjadi pondasi masyarkat agar memudahkan pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait mitigasi, pencegahan, dan pengobatan terhadap virus yang mungkin datang kapan saja.

Pandemi Covid-19 merupakan momentum penting untuk memperkuat kemandirian vaksin. Ancaman pandemi tidak akan hilang hingga kapan pun. Hal ini berarti kita harus siap dalam pencegahan dan penyebarannya, salah satunya dengan proteksi diri melalui vaksinasi.

Oleh sebab itu ketika pemerintah sudah menyediakan vaksin sendiri, maka itu merupakan langkah awal kita agar menuju akhir pandemi dan ancaman wabah.**

*Penulis: Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.