PLN Minta Tanggung Jawab Warga, Tiang Listrik Roboh Bocah 4 Tahun Jadi Korban

Avatar of PortalMadura.Com
PLN Minta Tanggung Jawab Warga, Tiang Listrik Roboh Bocah 4 Tahun Jadi Korban
dok. Tiang Listrik Kangean Roboh, di Dusun Pasar, Desa Pandeman, Kecamatan Arjasa, Sumenep, Minggu (26/8/2018) sekitar pukul 14.15 WIB

PortalMadura.Com, Sumenep – Kepala PLN Sub Rayon Kangean, Sumenep, Harib Dwistya Astiarahmawan dengan tegas meminta pertanggung jawaban warga atas peristiwa robohnya tiang listik di wilayahnya.

“Kita tetap minta pertanggung jawaban warga atau pihak yang memotong kayu,” tegas Harib sapaan akrab Harib Dwistya Astiarahmawan, pada PortalMadura.Com, via telepon, Senin (27/8/2018).

Akibatkan robohnya tiang listrik yang berlokasi di Dusun Pasar, Desa Pandeman, Kecamatan Arjasa, Sumenep, Minggu (26/8/2018) sekitar pukul 14.15 WIB, seorang bocah 4 tahun, Hasbi, mengalami luka serius dan dilarikan ke pusat kesehatan masyarakat setempat.

Korban merupakan warga Desa Pabian, Kecamatan Arjasa kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep. Korban lain, Taufik (18), paman si bocah dengan kondisi luka ringan.

Baca : Bocah 4 Tahun Jadi Korban, Warga Potong Kayu Jati Timpa Tiang Listrik Roboh

Peristiwa robohnya tiang listrik tersebut berawal dari pemotongan pohon jati oleh warga setempat. Sebagian cabang pohon menimpa kabel listrik.

Pihak PLN tidak mengetahui dan tidak mendapat laporan jika akan ada pemotongan kayu oleh warga. “Kenapa gak koordinasi ke kita. Kenapa gak pakai tali. Itu cuma pakai tenaga manusia saja. Kejanggalannya ya itu,” ujarnya dengan nada tinggi.

Pihaknya mengaku baru tahu kalau ada tiang listrik roboh saat terjadi padam. Sejumlah petugas dikerahkan untuk menelusuri jaringan listrik ke arah timur.

“Saat di jalan, ada warga yang melaporkan kalau ada tiang roboh. Tapi, saat tiba di lokasi korban sudah dibawa ke Puskesmas,” katanya.

Ia menjelaskan, bahwa jarak aman pepohonan dari jaringan listrik antara radius 1,5 meter sampai 2 meter. “Yang kasus ini sebenarnya sudah jarak aman, tapi saat pemotongan tidak pakai tali. Jadi, ada unsur kurang hati-hati dan lalai akan keselamatan,” pungkasnya.(Hariyanto/Desy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.