Presiden Jokowi Ungkap Dua Masalah Besar Ekonomi Indonesia

Avatar of PortalMadura.Com
Presiden Jokowi Ungkap Dua Masalah Besar Ekonomi Indonesia
Presiden Indonesia Joko Widodo bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker (tidak terlihat) di Brussels, Belgia pada 21 April 2016. ( Dursun Aydemir - Anadolu Agency )

PortalMadura.Com, – Dalam rapat koordinasi nasional Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Jakarta, Kamis, Joko Widodo mengungkapkan ada dua masalah besar dalam perekonomian Indonesia, yakni defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan.

“Kalau fundamental ini bisa kita perbaiki, kita akan menuju pada negara yang tidak akan terpengaruh oleh gejolak-gejolak ekonomi dunia,” ungkap Presiden Joko Widodo yang kerap disapa dengan itu. dilaporkan Anadolu Agency, Kamis (26/7/2018).

Presiden juga menekankan agar defisit transaksi berjalan dapat ditekan dengan cara meningkatkan sektor pariwisata karena dianggap efektif mendatangkan devisa. Oleh karena itu, pemerintah sedang fokus mengembangkan empat destinasi wisata baru dari 10 destinasi yang menjadi target untuk dikembangkan.

Keempat destinasi baru tersebut antara lain Danau Toba, Borobudur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Berikan ruang yang sebesar-besarnya bagi investasi di bidang ini, terutama untuk daerah-daerah yang pariwisatanya sudah mulai diincar oleh wisatawan-wisatawan, baik dalam negeri maupun dari luar,” lanjut Jokowi.

Terkait neraca perdagangan yang masih defisit, Presiden meminta agar investasi untuk pengembangan usaha berorientasi ekspor dapat dipermudah dan ditingkatkan.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) Indonesia pada tahun ini kemungkinan bertambah dari USD17,3 miliar di tahun lalu menjadi USD25 miliar pada tahun ini.

Namun, Perry meyakinkan peningkatan CAD masih dalam batas aman di bawah 3 persen dari produk domestik bruto (PDB).

“CAD naik karena banyak impor-impor produktif untuk bahan baku. Dengan ini produksi dapat meningkat dan ekonomi menggeliat,” ungkap Perry.

Impor barang modal untuk akselerasi pembangunan infrastruktur seperti plat baja dan mesin produksi menurut dia juga memiliki andil pada meningkatnya CAD akibat membesarnya impor dibandingkan ekspor.

“Tapi impornya sehat. Pemerintah Jokowi juga memiliki komitmen kuat dalam pengendalian CAD agar ke depannya dapat menciptakan lapangan kerja dan menggenjot perekonomian,” jelas dia.(AA)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.