PortalMadura.Com, Sumenep – Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar penobatan Duta Wiraraja sebagai puncak diesnatalis ke 33, Jumat (25/10/2019).
Peserta yang telah lolos tahap seleksi untuk mengikuti grand final malam itu sebanyak 20 mahasiswa. Mereka berasal dari tujuh fakultas yakni Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Awalnya peserta yang mengikuti Duta Wiraraja Tahun 2019 ini sebanyak 107 mahasiswa. Namun, melalui serangkaian pemilihan, mulai dari seleksi tingkat fakultas yakni tes fisik dan wawancara menuju pemilihan tingkat universitas dengan tes tulis, presentasi paper serta tes bakat dan karantina duta. Kemudian dipilih tiga pasang terbaik universitas serta satu pasang masing-masing fakultas. Sehingga yang melaju ke Grand Final sebanyak 20 finalis.
Para finalis tersebut selanjutnya dinilai melalui jawaban atas pertanyaan dari panitia dan tiga dewan juri. Mereka adalah Haris Santoso, Nurdody Zakki, Melliana Fitriyah yang terdiri dari kalangan akademisi, organisasi serta profesional.
Dari seleksi itu kemudian ditentukan pemenang Duta Wiraraja 2019. Mereka adalah Yusuf Ardiansyah dan Rahayu Adyaksari yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Masing-masing mendapatkan beasiswa berupa biaya pendidikan sebesar 100 persen selama 2 semester serta produk kecantikan berupa skincare.
Untuk Wakil Duta Wiraraja I yakni Ridwan dari Fakultas Teknik, Anggi Adinda Listiani dari FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan).
Wakil Duta Wiraraja II yaitu Dedi Agung K dari FEB dan Siti Tatyana F dari Fakultas Pertanian.
Sedangkan pemilihan Duta Wiraraja Favorite ditentukan melalui 70 persen voute penonton dan 30 persen voute Instagram. Mereka adalah Ach. Supandi dari Fakultas Hukum dan Zulvi Rofidah F dari FISIP.
“Pemilihan duta kampus ini diharapkan, per duta itu nantinya bisa mewakili wiraraja untuk menginformasikan pada masyarakat luas tentang kampus Unija, informasi mengenai kewirarajaan dan juga Kabupaten Sumenep serta juga harus bisa terjun ke masyarakat,” kata Rektor Unija, Sjaifurachman.
Dikatakan, pemilihan duta ini tidak hanya ditentukan oleh penampilan fisik, tapi juga kemampuan intelektual dan integritas sesuai dengan visi misi Unija yang baru yakni Terwujudnya Universitas yang Berdaya Saing Nasional, berbasis IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan IMTAQ (Iman dan Takwa).
“Jadi, mahasiswa itu tidak hanya dituntut untuk berprestasi di bidang akademik tapi juga di bidang non akademik baik di tingkat lokal, regional, nasional, bahkan internasional, baik di bidang ekstrakurikuler maupun dibidang non kurikuler semua ada,” jelasnya.
Kegiatan ini juga merupakan salah satu bagian dari kartu rencana prestasi yang wajib diisi oleh semua mahasiswa sebagai syarat wisuda dan mendapat SK pendamping ijazah. Sama halnya dengan Kartu Rencana Studi (KRS), pengisian kartu rencana ini ditentukan di awal semester bersama dosen pembimbingnya.
“Tujuannya sekarang dalam jangka pendek untuk merebut poin-poin itu, dan tujuan saya ke depan dalam jangka panjang ada dua. Pertama, membangun budaya akademik seperti berlangsungnya perkuliahan. Kedua, tradisi akademik, seperti seminar-seminar baik itu nasional maupun internasional. Dengan dibangunnya kedua ini, ke depan Unija akan kokoh,” ujarnya.
Disebutkan, di tahun 2019 Unija mengeluarkan 3 dokumen ijazah dan transkip dengan nomor series nasional, serta surat keterangan pendamping ijazah.
“Kita memberikan apresiasi kepada mahasiswa, sehingga dengan begitu mahasiswa tidak berpikir yang lain. Jadi saya harap tidak ada lagi mahasiswa yang demo-demo masalah kegiatan,” terangnya.
Pada momen tersebut, Unija juga memberikan penghargaan dan apresiasi kepada tokoh-tokoh yang mempunyai dedikasi dan pengabdian kepada Unija.
Tahun ini, tokoh Wiraraja Award diberikan kepada H. Soegondo Kolonel Infantri Purnawirawan selaku pendiri Unija yang diberikan langsung oleh Rektor Unija, Sjaifurachman kepada keluarganya yakni Drs. Sudjiono.
Pihaknya menilai, selama ini Soegondo telah banyak berjasa dalam mendirikan Unija. Sebagai ketua yayasan dan pendiri, ia juga sebagai Bupati pada masanya yang meminjamkan SKB sebagai tempat perkuliahan selama dua tahun yakni dari tahun 1986 sampai 1988.
Soegondo juga terlibat langsung dalam pengurusan izin operasional Unija di tahun 1989 untuk empat fakultas. Di antaranya Fakultas Pertanian, Fakultas Hukum, Fakultas ekonomi dan Administrasi negara.
Kemudian pada tahun 1996, ia menguruskan tanah atas hak pakai di kalimook dan di Patean Jl. Raya Sumenep-Pamekasan.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut adalah Ketua Umum Yayasan Arya Wiraraja diwakili oleh Ketua Dua Yayasan Arya Wiraraja, Drs. Ec. H. Mohammad Nasir., MM, Ketua Badan Pengurus Harian Yayasan Arya Wiraraja, pimpinan fakultas, kepala biro dan ketua atau kepala lembaga di lingkungan Unija.(*)