SUMENEP (PortalMadura) – Raibnya pupuk bersubsidi dikalangan masyarakat petani di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur diduga ada unsur kesengajaan dari para kios. Terbukti, pupuk bersubsidi dipasaran dijual hingga Rp125 ribu per sak hingga Rp130 ribu per sak.
“Petani dibuat tidak berdaya. Pupuk bersubsidi kosong. Tetapi ada kios malah menjual pupuk melebih Harga Eceran Tertinggi (HET). HET pemerintah kan Rp90 ribu per sak. Tapi, dipasaran dipatok hingga Rp130 ribu per sak,” ujar Maskur (43) petani asal Kecamatan Ambunten, Selasa (17/12/2013).
Sementara, pemilik kios resmi penyalur pupuk bersubsidi, H. Mattasin, menerangkan, jika kelangkaan pupuk bersubsidi diakibatkan stok pengiriman dari kios berkurang.
Kalau sebelumnya kios biasa didroping pupuk 4 ton persekali kirim oleh distributor, saat ini jatahnya di kurangi menjadi 2 sampai 3 ton persekali kirim. Padahal saat musim tanam, semua petani membutuhkan pupuk.
“Kami akui jika ada keterlambatan pengiriman dari gudang distributor. Itu disebabkan, sering hujan dan mengganggu pengiriman pupuk,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya dan Penyuluhan, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Disperta) Sumenep, Kurratul Aini meyakini tidak ada kelangkaan pupuk. Menurutnya sampai Desember ini, stok pupuk yang tersedia masih 5.000 ton lebih.
“Kalau berkaca pada pengalaman tahun-tahun lalu, stok pupuk urea untuk masa tanam musim hujan pertama (MH1), cukup,” tandasnya.
Untuk jumlah total kelompok tani dan kelompok wanita tani (KWT) di Sumenep sebanyak 3.271. Dengan rincian, Kelompok tani sebanyak 2.757 dan KWT sebanyak 534. Sedangkan alokasi pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Sumenep selama tahun 2013 sebanyak 25 ribu ton lebih.(udien/htn).