PortalMadura.com- Pemerintah Kabupaten Pamekasan melaksanakan relokasi dan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di area Arek Lancor menuju Sentra PKL di Food Colony Pamekasan, yang terletak di Jalan Kesehatan.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Penjabat Sekretaris Daerah (Pj. Sekda) Pamekasan, Ach. Faisol, bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Pamekasan dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Dalam kesempatan tersebut, Ach. Faisol menyampaikan bahwa penertiban dilakukan berdasarkan regulasi yang berlaku. Ia menegaskan bahwa tujuan dari penertiban ini bukan untuk melarang atau menghalang-halangi masyarakat berjualan, melainkan untuk memindahkan lokasi berjualan ke Food Colony.
“Penertiban ini kita lakukan berdasar regulasi yang ada, dan penertiban ini kita lakukan bukan untuk melarang atau menghalang-halangi masyarakat berjualan. Tapi tempat berjualannya kita pindah ke Food Colony,” ujar Ach. Faisol.
Lebih lanjut, Ach. Faisol menjelaskan bahwa keberadaan Food Colony Pamekasan dirancang sebagai salah satu titik sentral PKL guna memberikan kenyamanan bagi masyarakat umum, termasuk para PKL itu sendiri.
“Food Colony memang kita siapkan untuk mereka (PKL), dan sudah kita tata sebaik mungkin,” ungkapnya.
Food Colony Pamekasan, yang diresmikan pada Januari 2023, merupakan sentra PKL terbesar di Madura dengan luas mencapai 8.855 meter persegi. Sentra ini dirancang untuk menampung sekitar 180 PKL di Jalan Kesehatan dan 60 PKL di Jalan Dirgahayu.
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, menyatakan bahwa tujuan dari pembangunan Food Colony adalah untuk menyediakan tempat yang aman, nyaman, dan tertib bagi para PKL, sehingga mereka tidak lagi berjualan di pinggir jalan.
“Kita melaunching dua tempat, pertama di sini (Jalan Kesehatan, red), kedua di belakang pendopo (Jalan Dirgahayu,red). Ini tidak lagi menjadi PKL, tetapi orang yang berdagang dan difasilitasi pemerintah,” kata Bupati Baddrut Tamam usai meresmikan sentra PKL tersebut.
Namun, meskipun telah dirancang dengan fasilitas yang memadai, Food Colony Pamekasan mengalami penurunan jumlah PKL yang signifikan. Menurut Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) dan Tenaga Kerja Pamekasan, Muttaqin, jumlah PKL yang menempati kios di Food Colony semakin berkurang.
“Awalnya mencapai ratusan, tapi saat ini ada sekitar puluhan PKL yang bertahan,” ucapnya. Berdasarkan data terakhir, jumlah PKL yang menempati Food Colony tersisa 21 orang, dengan rincian 10 penjual makanan dan minuman serta 11 pengelola mainan.
Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan jumlah PKL di Food Colony antara lain desain bangunan yang dianggap kurang sesuai dengan keinginan para PKL dan kurangnya pengunjung.
Beberapa PKL lebih memilih untuk kembali berjualan di area Arek Lancor karena merasa lokasi tersebut lebih strategis dan familiar bagi mereka.
“Mungkin untuk membuat Food Colony ramai, perlu penertiban kembali para PKL yang masih berjualan di pinggir jalan dan kawasan Arek Lancor,” kata Muttaqin.
Untuk mengatasi masalah ini, Pemkab Pamekasan berencana melakukan penataan ulang dan pendataan PKL secara menyeluruh. Pendataan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kebutuhan dan preferensi para PKL, sehingga solusi yang tepat dapat diterapkan.
“Pendataannya terus berjalan sambil menunggu kebijakan dari pemimpin yang baru,” kata Muttaqin.
Selain itu, Pemkab Pamekasan juga berkomitmen untuk meningkatkan fasilitas dan kenyamanan di Food Colony, termasuk penataan tempat parkir, area bermain anak, dan konsep Drive Thru yang memungkinkan pengunjung membeli makanan tanpa harus turun dari kendaraan.
“Food Colony juga sudah kita setting sebaik mungkin, di mana tempat parkir, tempat mainan dan lainnya. Apalagi Food Colony juga dikonsep dengan prinsip Drive Thru, di mana masyarakat dapat membeli menggunakan motor atau mobil dengan cara memutar,” jelas Ach. Faisol.
Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan Food Colony Pamekasan dapat menjadi sentra PKL yang tidak hanya memberikan kenyamanan bagi para pedagang, tetapi juga menarik minat pengunjung, sehingga dapat meningkatkan perekonomian lokal dan menciptakan lingkungan yang tertib dan teratur.