Mengenal Rumah Adat Joglo, Bentuk Jati Diri Masyarakat Jawa

Avatar of PortalMadura.com
rumah adat joglo
Rumah Adat Joglo (Foto: booking.com)

PortalMadura.com-Berbicara tentang Jawa Tengah kita kan langsung berpikir  Joglo. Tahukah anda selain mengandung nilai historis yang kental.

Rumah adat joglo telah menjadi perwujudan jati diri masyarakat Jawa seperti halnya rumah Gadang bagi orang Minang.

Keunikan Rumah Joglo

Joglo menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah gaya bangunan untuk tempat tinggal khas Jawa yang atapnya menyerupai trapesium.

Rumah Joglo pun memiliki keunikan dari beberapa bagian bangunan, ini denah yang biasnaya teradpata dalam arsitektur bangunan Joglo dan fungsinya yang berbeda-beda:

Pendopo

Pendopo adalah salah satu bagian dari  Joglo yang kerap kali dijumpai. Pendopo yang merupakan ruangan untuk menjamu para tamu, banyak menjadi inspirasi rumah modern minimalis dengan konsep ruangan terbuka.

Pringgitan

Pringgitan merupakan ruang tengah yang dipakai untuk menerima tamu namun masih memiliki hubungan dekat dengan pemilik rumah.

Umumnya, pringgitan menjadi ruang yang menghubungkan antara pendopo dengan omah.

Pringgitan yang berarti wayang atau bermain wayang, memiliki bentuk atap kampung atau limasan yang sangat menarik.

Omah

Omah atau juga omah ndalem dan omah njero adalah sebuah ruang tempat anggota keluarga berkumpul. Omah yang menjadi rumah utama berasal dari kata Austronesia yang artinya rumah.

Omah biasanya memiliki tata letak persegi panjang atau bentuk limasan yang memiliki lantai ditinggikan dan dilengkapi berbagai ornamen yang unik.

Senthong

Senthong merupkan nama untuk bagian di dalam Rumah adat Joglo yang merupakan kamar dan terbagi menjadi senthong kamar kanan, kiwa atau kamar kiri serta kamar tengah.

Senthong sendiri biasanya merupakan ruang tertutup yang digunakan sebagai kamar untuk berbagai keperluan seperti kamar tidur, dapur, kamar mandi, hasil pertanian dan lainnya.

Namun, adapun senthong secara tradisional yang menjadi ruang pasangan pengantin baru, terletak di tengah rumah yang biasanya dihias semewah mungkin dan dikenal sebagai tempat tinggal Dewi Sri.

Pedepokan

Pedepokan merupakan salah satu bagian dari Rumah adat Joglo yang menjadi tempat untuk beribadah atau menenangkan diri. Pedepokan menjadi tempat yang sakral untuk menjalankan ritual dan sebagai tempat perlindungan diri.

Saka

Saka merupakan bagian struktur pada bangunan Rumah adat Joglo yang merupakan penyangga. Mewakili empat arah mata angin yakni timur, selatan, utara dan barat, yang dalam saka guru terdapat sebuah tumpang sari dengan susunan pola terbalik.

Corak bangunan rumah adat joglo ini biasanya khas sekali dengan arsitektur Jawa-nya. Namun, tahukah kamu jika sebenarnya arsitektur rumah adat ini juga dipengaruhi oleh corak budaya agama Hindu?

Itulah mengapa ajaran keagamaan yang dianut masyarakat turut memengaruhi perilaku sosial masyarakat. Tidak hanya berhenti pada kondisi sosial semata, tapi juga berdasarkan skema arsitektur bangunan yang sudah ada.

Umumnya, bangunan rumah adat yang masih ori hampir serupa dengan pura umat Hindu di India. Pelan tapi pasti, perkembangannya kian tak terbendung.

Di samping itu, rumah adat Joglo juga memiliki nama lain, yaitu rumah Tikelan. Semua bermula karena atap rumah itu seakan-akan tikel atau patah menjadi tiga bagian.

Bagian yang paling atas itulah yang bernama Joglo atau brunjung dengan ditopang oleh empat batang tiang utama yang juga disebut saka guru.

Jika dibandingkan dengan tiang-tiang lainnya, saka guru memiliki ukuran relatif panjang dan lebih besar, didirikan di atas landasan dari batu yang disebutnya ompak.

Apabila ditotal, tiang Rumah adat Jonglo  secara keseluruhan berjumlah 36 buah, terdiri dari 4 batang saka guru, 12 saka penanggap, dan 20 saka rawa. Lantai yang dibatasi dengan saka penanggap lebih tinggi daripada lantai yang mengelilinginya.

Jenis Rumah Joglo

Berikut ini Jenis Rumah Adat Joglo yang ada di Masyarakat Jawa:

Rumah Joglo Sinom

Rumah Joglo Sinom
Joglo Sinom

Rumah adat Jonglo Sinom menggunakan 36 tiang dan empat diantaranya yang merupakan saka guru. Rumah adat Jawa ini memiliki atap dengan empat sisi dan masing-masing memiliki tiga tingkat dan satu bubungan.

Omah atau rumah utama pada jenis ini memiliki tata letak persegi panjang dengan lantai yang ditinggikan.

Pada dasarnya, rumah adat ini akan dikelilingi oleh teras Rumah adat Joglo atau yang biasa dinamakan pringgitan yang menghubungkan pendopo dengan omah.

Rumah Joglo Pangrawit

Rumah Joglo Pangrawit
Joglo Pangrawit

Rumah adat Joglo Pangrawit ini memiliki lambang gantung dan atap berbentuk kubah dan telah dilengkapi dengan tiang di setiap sudut (saka). Bentuk rumah adat Jawa ini sering menjadi inspirasi arsitektur Rumah Joglo modern.

Rumah Joglo Jompongan

Rumah adat Jawa Tengah, Joglo Jompongan memiliki ciri khas atap yang bersusun dua dan memiliki bubungan atap yang memanjang ke arah samping kanan dan samping kiri.

Biasanya, Joglo Jompongan menggunakan pintu geser dan memiliki denah lantai yang cenderung bujur sangkar.

Selain itu, bangunan Joglo Jompongan biasanya tidak banyak menggunakan ornamen hiasan pada atap sehingga terkesan polos.

Rumah Joglo Mangkurat

Rumah Joglo Mangkurat memiliki ciri khas atap yang bersusun tiga sudut dengan kemiringan yang berbeda-beda.

Biasanya rumah adat Jawa ini memiliki batas di antara sudut dengan pemakaian lisplank. Bentuk atap rumah adat joglo mangkurat biasanya memiliki susunan atap yang lebih tinggi pada bagian tengah.

Rumah Joglo Hageng

Rumah Joglo Hageng memiliki ciri atap tritisan keliling yang luas serta bangunan yang lebih besar. Rumah ini memiliki proporsi atap utama yang lebih besar dibandingkan dengan joglo Mangkurat atau Pangrawit.

Joglo Hageng juga memiliki tratak keliling yang terlihat seperti istana sehingga terlihat lebih menarik dan berkelas.

Rumah Joglo Lawakan

Rumah Joglo Lawakan
Joglo Lawakan

Rumah adat Jonglo Lawakan memiliki ciri khas atap yang bersusun dua dengan bentuk yang terlihat sederhana.

Atap yang terletak di Joglo Lawakan lebih meruncing ke atas namun tetap memiliki atap yang landai ke bawah dan ukuran yang lebar.

Rumah Joglo Panggang Pe

Rumah Joglo Panggang Pe
Joglo Panggang Pe

Rumah adat Jonglo yang terakhir adalah Joglo Panggang Pe. Keunikan rumah adat Joglo Panggang Pe  terletak pada penggunaan empat hingga enam tiang.

Selain Jawa Tengah, model rumah Joglo juga tersebar di daerah Jawa Timur bagian barat atau istilahnya daerah kulonan. Soalnya, memang dulunya kawasan ini berada di bawah pemerintahan Kerajaan Mataram sehingga corak Rumah adat Jonglo juga banyak ditemui.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.