Sebagian Korban Kerusuhan Wamena Tiba di Sampang, Lainnya Antre Pesawat Hercules

Avatar of PortalMadura.com
Sebagian Korban Kerusuhan Wamena Tiba di Sampang, Lainnya Antre Pesawat Hercules
Korban kerusuhan Wamena tiba di Sampang dan istirahat di Aula Dinsos Sampang (Foto. Rafi/@portalmadura.com)

PortalMadura.Com, , Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua asal Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, sebagian sudah tiba di Sampang, malam ini, Minggu (29/9/2019).

Tercatat ada 34 warga Sampang yang sudah tiba di kampung halamannya. “Ada 24 orang yang kami jemput dari Provinsi. Sisanya, ada yang dijemput sendiri oleh keluarganya. Jadi, semua warga yang bisa pulang hari ini mencapai 34 orang,” terang Penjabat Sekretaris Daerah Sampang, Yuliadi Setiawan.

Dari Wamena mereka diangkut dengan milik Angkatan Udara (AU) sampai Semarang. Selanjutnya menggunakan bus dan transit di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemprov Jatim.

Mayoritas mereka berasal dari Kecamatan Kota, dan Kecamatan Omben, Sampang. Selama di Wamena, mereka ada yang bekerja sebagai sopir dan buruh.

Ia menyampaikan, warga Sampang yang pulang kampung mendapatkan bantuan uang tunai sebesar Rp 1 juta dan konsumsi dari pemerintah Provinsi Jawa Timur. “Semua langsung diterima dari gubernur,” terangnya.

Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, M. Ramli menyebutkan, akan ada susulan warga Sampang yang akan pulang kampung dari Wamena.

Mereka masih mengungsi dan antre pesawat Hercules milik Angkatan Udara (AU) yang siap menjemput. “Masih banyak yang akan menyusul pulang kampung. Perkiraan bisa pulang pada tanggal 30 September sampai Oktober,” jelasnya.

Komandan Kodim (Dandim) 0828 Sampang, Letkol Czi. Ary Syahrial menjelaskan, pihaknya aktif menjalin komunikasi dan berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi Jatim untuk mendapatkan data warga pengungsi yang akan pulang kampung.

“Kami membantu mendata sekaligus membantu warga agar tetap dalam kondisi aman dan sehat,” katanya.

Kerusuhan terjadi di Wamena berawal dari unjuk rasa siswa pada Senin (23/9/2019), yang memprotes seorang guru karena dikabarkan mengucapkan cemohoon bernada rasial.

Aksi tersebut berakhir rusuh. Ada pihak yang melakukan pembakaran pada rumah warga, kantor pemerintah, serta fasilitas umum.

Pemerintah sempat menutup akses internet di Wamena, lalu kembali dibuka layanan data internet pada Sabtu (28/9/2019) karena kondisi dan situasi keamanan dianggap telah pulih.

Hingga kini, sudah dilaporkan 33 orang yang tewas dalam kerusuhan tersebut, dan ribuan orang mengungsi serta ada yang pulang kampung.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.