IPTEK  

Sebelum Ditutup, Kenali 7 Fakta Menarik tentang Path

Avatar of PortalMadura.com
Sebelum Ditutup, Kenali 7 Fakta Menarik tentang Path
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Anda pernah punya jejaring sosial ? Bila iya, segeralah buka kembali bila Anda ingin bernostalgia dengan posting-an atau pesan dengan teman Anda sebelum jejearing sosial ini ditutup.

Baru-baru ini jejaring sosial Path akhirnya mengumumkan rencananya untuk mengakhiri layanan dalam waktu dekat. Dalam rilis resmi di situsnya, Path umumkan tak lagi hadir di Apple iTunes dan Google PlayStore pada 1 Oktober 2018.

Namun, jangan sedih dulu. Sebab, saat ini perusahaan yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat itu masih menghadirkan akses layanan bagi pengguna yang masih memasang aplikasinya. Namun, Path akan ditutup untuk semua pengguna mulai 18 Oktober 2018.

Path sendiri merupakan jejaring sosial yang memungkinkan penggunanya untuk berbagi gambar dan juga pesan. Selain itu, banyak pengguna yang memanfaatkan fitur lokasi untuk berbagi dengan teman di jejaring sosial tersebut.

Path samahalnya dengan jejaring sosial Facebook dan Twitter, namun konsep yang disuguhkan lebih minimalis dan sederhana. Pengguna bisa menambahkan atau menerima teman, namun dalam jumlah terbatas.

Dulunya, jumlah pertemanan hanya dibatasi 150 orang, namun akhirnya diperluas hingga 500 orang.

Meski demikian, tak dapat dipungkiri bahwa jejaring sosial ini miliki kenangan tersendiri pagi penggunanya. Nah, berikut adalah fakta-fakta menarik seputar Path yang jarang diketahui.

Diluncurkan pada 2010
Path didirikan pertama kali pada 2010 lalu di San Francisco, Amerika Serikat, oleh tiga serangkai. Mereka adalah Dave Morin, Shawn Fanning, dan Dustin Mierau.

Masing-masing punya peran penting. Dave Morin dikenal lebih memegang kendali manajerial sebagai CEO. Kemudian, Shawn Fanning memimpin divisi pemrograman dan Dustin Mierau mendominasi urusan desain.

Berkat kerja sama tiga orang tersebut, Path berhasil mendapatkan beberapa investor untuk mengembangkan diri.

Berbagai Fitur
Sebagai jejaring sosial yang “digandrungi” anak muda, Path mempunyai segudang fitur-fitur andalan di dalamnya. Path memungkinkan penggunanya untuk mengatur profil pengguna seperti jejaring sosial lainnya sebagai identitas.

Secara mendasar, fitur yang paling banyak digunakan adalah pengguna dapat mengunggah foto dan video untuk berbagi dengan orang lain.

Mengunggah lokasi juga andalan bagi aplikasi ini. Melalui aplikasi ini, pengguna bisa “pamer” lokasi suatu tempat kepada teman-temannya.

Kemudian pengguna juga bisa mengirim pesan, dan berbagi komentar kepada temannya.

Tidak hanya itu, Path juga bisa mengintegrasikan dengan Facebook, Foursquare, Tumblr, dan Twitter.

Fitur selanjutnya adalah “Belanja”. Dalam fitur ini pengguna bisa mengunduh stiker dalam mengirim pesan yang tersedia gratis atau berbayar.

Mempunyai Privasi
Path mempunyai keunggulan yang berbeda dengan jejaring sosial lainnya terkait privasi. Aplikasi ini memiliki fitur privasi yang membuat pengguna hanya bisa berbagi konten dengan teman-temannya yang telah disetujuinya.

Privasi dapat diatur, sehingga kita dapat memilih teman yang nantinya bisa membaca atau melihat konten yang kita bagikan.

Diakusisisi Daum Kakao
Pada Mei 2015, jejaring sosial Path diakuisisi perusahaan asal Korea Selatan, Daum Kakao. Dave Morin berpendapat bahwa Path hanya populer di Asia Tenggara, maka lebih baik kantor pusatnya pindah tangan lepas dari San Francisco.

Menurut dia, lebih baik mengalihkan operasional Path ke tim yang lebih besar dan dekat dengan Asia Tenggara, sehingga bisa lebih memahami kebutuhan dan budaya sekitar.

Investasi Bakrie Global Group
Sekitar 2013 hingga 2015, Path seperti menjadi salah satu aplikasi “wajib” bagi netizen di Tanah Air yang tak bisa lepas dari kehidupan bermedia sosial.

Tak heran jika pada awal 2014 lalu Path sempat mendapat investasi dari raksasa lokal, Bakrie Global Group. Dalam pendanaan Seri C untuk Path, Bakrie Global menggelontorkan hingga 25 juta dollar AS (atau Rp 304 miliar) pada Januari 2014.
Sebagian kecil dari investasi Seri C tersebut berasal dari Bakrie Global Group, sedangkan sebagian besar lainnya berasal dari investor lain, antara lain Greylock, Kleiner Perkins, Index Ventures, Insight Venture Partners, Redpoint Venture Partners, dan First Round Capital.

Indonesia Menyumbang Pengguna Terbesar
Path merupakan pendatang baru di ranah jejaring sosial yang meraih popularitas dalam waktu relatif singkat. Julmah anggotanya pun meningkat pesat, termasuk di Indonesia.

Ini menunjukkan bahwa layanan ini berhasil menarik hati pengguna dari berbagai kategori usia.

Angka anggota aktif Path di Indonesia pun ternyata yang terbesar di dunia, dengan jumlah mencapai kisaran 4 juta orang, sebagaimana diungkapkan oleh pendiri dan CEO Path, Dave Morin, dalam wawancara dengan situs Daily Social.

Para pengguna Path dari Indonesia ini sangat aktif dan setiap harinya menyumbang sekitar setengah dari keseluruhan aktivitas di Path. Dengan kata lain, 50 persen pengguna aktif harian Path berasal dari Indonesia.

Secara bulanan, Indonesia menyumbang 30 persen trafik internet Path, disusul oleh Amerika Serikat yang sama-sama menyumbang 30 persen.

Negeri Abang Sam (AS) ini juga merupakan basis pengguna Path terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Sisanya sebanyak 40 persen datang dari negara-negara lain.

Pamit
Kabar mengenai simpang siur tutupnya jejaring sosial “Path” akhirnya terjawab. Melalui path.com/about, Path akhirnya resmi mengumumkan bahwa jejaring sosialnya tidak akan menyediakan layanannya kepada pengguna.

Sebuah post dengan judul “The Last Goodbye” menjadi momentum jejaring sosial yang muncul pada 2010 ini untuk memejamkan matanya.

Path turut memberikan urutan tahapan penutupan layanannya. Pertama, Path akan memberikan notifikasi ke para pengguna jejaring sosialnya.

Pada 1 Oktober 2018, Path tidak bisa diperbarui lewat toko Google Play Store maupun Apple App Store.

18 Oktober 2018, layanan Path bakal dihentikan. Para pengguna pun tidak akan bisa lagi membuka jejaring sosial. tersebut per tanggal ini.

Terakhir, pada 15 November 2018, Path akan menutup layanan customer service terkait.

Itulah beberapa fakta mengenai Path. So, bagi yang ingin mengenang masa indah maupun duka di jejaring sosial Path, segeralah membukanya sebelum jatuh tempo ditutupnya aplikasi tersebut ya. Semoga bermanfaat. (kompas.com/Nanik)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.