Seksinya Tahun Politik di Sumenep

Avatar of PortalMadura.Com
Seksinya Tahun Politik di Sumenep
ilustrasi (merebut kekuasaan melalui Pemilukada, net)

PortalMadura.Com – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah () tahun 2015 di Kabupaten , Jawa Timur yang sering disebut-sebut sebagai “Tahun Politik” akan selalu diingat oleh satu juta lebih penduduk diujung timur Pulau Garam Madura ini.

Setelah politik nasional rehat sejenak pasca Pileg dan Pilpres, gairah politik dan kekuasaan di daerah akan menjadi pertarungan antar partai, antar pendukung yang melibatkan semua lapisan masyarakat umum.
Hiruk pikuk politik sudah mulai terasa, dari pemasangan baliho yang mengklaim dirinya sebagai calon bupati hingga penempelan stiker dengan berbagai macam jargon untuk “DI PASARKAN” pada rakyat yang sering dijadikan kelinci percobaan.

Cara menanggapi pun berbeda-beda, ada yang menganggap hal biasa. Namun, ada yang reaktif, bahkan ada anggota legislatif yang mengembalikan kalender yang dinilainya hanya bergambar salah seorang figur dengan modal APBD yang dipastikan maju dalam proses Pemilukada nanti.

Di dunia maya melalui akun media sosial juga mulai menghujat bakal calon yang telah mengorbitkan diri untuk maju pada proses Pemilukada nanti. Keinginan pemimpin Sumenep dari kalangan kiai maupun dari kalangan pengusaha (umum), juga menjadi perbincangan hangat.

Betapa seksinya tahun politik di Sumenep ini! Apa sebenarnya yang ingin diberikan untuk masyarakat Sumenep atau hanya sekedar ingin mengeruk keuntungan dari perut bumi Sumekar ini!.

Terlepas dari itu semua, bahwa potensi Sumenep luar biasa, khususnya sumber daya alam (SDA). Tetapi, adakah tokoh yang jujur dan mempunyai seabrek konsep serta bisa diterapkan untuk kemajuan Sumenep sekaligus berkometmen untuk kesejehteraan rakyat, seperti kota-kota lain yang sudah jauh lebih maju.

Siapapun orangnya, Sumenep tentu tak ingin mundur. Harus maju dan berkembang tanpa korupsi dan manipulasi kebijakan. Sudah waktunya rakyat bangkit dan menolak untuk dijadikan kelinci percobaan. Memilih pemimpin tentu tidak mudah, namun yang sederhana dan bisa dilakukan yakni menolak segala upaya yang akan merantai kebebasan dalam proses demokrasi Pemilukada nanti.

Memilih pemimpin dengan hati nurani, tentu hasilnya akan lebih baik dari pada yang terpengaruh karena pencitraan, baliho, stiker dan jargon-jargon yang akan membawa rakyat pada manipulasi kekuasaan jabatan, kekuasaan uang dan kekuasaan yang lainnya.(Moh Hartono)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.