Setiap Bulan Facebook,Twitter, Google Raup Rp.19 Triliun dari Indonesia

Avatar of PortalMadura.com
Setiap Bulan Facebook,Twitter, Google Raup Rp.19 Triliun dari Indonesia

Jakarta – Para pemain over-the-top (OTT) seperti  , , dan sejenisnya ‎diperkirakan menyedot uang dari Indonesia sekitar Rp 19 triliun, dan itu merupakan angka setiap bulannya.

Menurut Direktur Utama Telkomsel Alex Janangkih Sinaga, uang sebanyak itu bisa keluar dari Indonesia ‎karena aplikasi buatan lokal belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

“‎Ada Rp 19 triliun per bulan duit Indonesia yang mengalir ke negara lain,‎ diambil sama Fac‎ebook dan kawan-kawannya. Kalau kita tidak bikin sendiri, kita akan di-takeover orang lain. Kita harus kembangkan ekosistem lokal agar bandwidth tidak lari keluar negeri dan devisa tidak melayang,” kata Alex d‎i ajang Seluler Award, Balai Kartini Jakarta.

Alex dalam ajang ini membahas soal tantangan dan peluang di industri telekomunikasi Indonesia. Menurutnya, industri ini tak cuma sarat kompetisi antaroperator, tapi juga oleh para pemain OTT yang merajalela di era internet tanpa batas (borderless).

Menurutnya, pemain OTT itu berasal dari pasar global dimana servernya tidak diletakkan di Indonesia. Operator di Indonesia harus mengeluarkan investasi capex dan opex yang tinggi untuk membangun jaringan dan mendapatkan bandwidth premium.

Namun secara umum, operator hanya mengandalkan pendapatan sebagai pipa data. Negara pun hanya mendapatkan penghasilan dari PPN jika transaksi melalui kartu kredit untuk pembelian aplikasi.

“Saya percaya dengan konsep DNA yakni Device, Network, Application. Aplikasi kita jauh ketinggalan dengan negara lain. Indonesia sepertinya sudah susah bersaing di device. Apalagi, sekarang pemain device itu juga banyak menjadi OTT. Contohnya BlackBerry dan Nokia. Kekuatan kita tinggal di network saja. Kalau kita tidak menyelesaikan network, saya yakin diambil orang juga,” paparnya.

Alex pun mengatakan, operator butuh dukungan dari pemerintah, baik itu regulasi dan kebijakan yang mendukung perkembangan ekosistem DNA lokal. Misalnnya, hadirnya peraturan pemerintah tentang kewajiban menempatkan app server di dalam negeri untuk OTT, regulasi penggunaan pulsa sebagai alat bayar layanan digital, dan insentif pemerintah untuk pemain OTT lokal seperti insentif pajak, bantuan dan kemudahan regulasi.(htn) *sumber deliknews dot com

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.