Sosok Wanita Nariswari Yang Hidup di Batuputih Sumenep

Avatar of PortalMadura.com

PortalMadura.Com, Sumenep merupakan nama sebuah kecamatan di wilayah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Luas wilayah Kecamatan Batuputih mencapai 113,98 km² melingkupi 14 desa. Jenis tanah di daerah ini, tanah sawah 342,75 hektare dan tanah kering seluas 10.909,23 hektare.

Wilayah yang dapat ditempuh 44 menit dari Sumenep kota atau berjarak 23,3 Km ke arah timur laut itu, ternyata pernah disinggahi seorang wanita bersinar cemerlang wangi semerbak. Umumnya disebut .

Peta Kecamatan Batu Putih
google maps

Wanita yang banyak melahirkan pemimpin dimasanya itu, tidak kurang dari 1 tahun lamanya berada di kawasan Batuputih.

Saat ini, kawasan tersebut tampak sebuah bukit dan secara administrasi masuk wilayah Dusun Buras, Desa Batuputih Daya, Kecamatan Batuputih.

Tempat yang memiliki ketinggian 250 meter dari permukaan laut itu, adalah lokasi Keraton Pertama yang merupakan Adipati pertama Keraton Sumenep yang dilantik pada 31 Oktober 1269 masehi.

itulah yang pernah disinggahi sosok wanita yang memiliki keistimewaan. Siapa sosok wanita bersinar cemerlang wangi semerbak atau yang disebut-sebut wanita nariswari itu?.

Tadjul Arifin R, salah seorang tokoh Sumenep berbulan-bulan melakukan pengamatan dan kajian tentang sisa situs bekas Keraton Arya Wiraraja. Terakhir kali pada hari raya Waisak 2566 BE (16 Mei 2022).

Pengumpulan sisa-sisa situs yang cukup memakan waktu dari tahun 1999-2022 itu, untuk penulisan sebuah buku “Kajian history dan Mitologi Dinasti Arya Wiraraja, Menuju Puncak Kemegahan Kerajaan Majapahit”.

Dari sini akhirnya terungkap siapa sosok wanita bersinar cemerlang wangi semerbak yang pernah tinggal di Keraton Batuputih, Sumenep.

Tadjul Arifin R yang menyandang sebagai sejarawan dan budayawan menjelaskan, kedatangan wanita nariswari itu bukan seorang diri, tapi dia ikut suaminya Dyah Wijaya, bergelar Prabu Sanggrama Wijaya Kertarajasa Jayawardhana.

Dyah Wijaya datang berkunjung ke Keraton Batuputih pada tahun 1292 masehi atau 1 tahun sebelum Kerajaan Majapahit berdiri. Istri tercinta Dyah Wijaya itu bernama .

Dyah Wijaya tidak lama di Keraton Batuputih. Ia pergi bersama 10 pengawalnya untuk mengabdi kepada Jayakatwang yang sedang berkuasa di Daha.

Hal itu dilakukan Dyah Wijaya atas saran dan strategi Arya Wiraraja. Dalam Serat Pararaton, kata Tadjul Arifin R, dikenal dengan perjanjian Songennep.

“Istrinya [Tribhuana Tungga Dewi] ditinggal di Batuputih kisaran satu tahun [1292-1293] atau sampai Kerajaan Majapahit berdiri [1293],” terang Tadjul sapaan akrab Tadjul Arifin R, pada PortalMadura.Com, Sabtu (21/5/2022).

Dyah Wijaya sendiri merupakan putra dari Dyah Lembu Taal, dan Tribhuana Tungga Dewi adalah putri dari Prabu Kertanegara (Raja Singhasari terakhir) dengan status istri tertua dari 4 istri Dyah Wijaya.

Tadjul yang merujuk pada Prasasti Kudadu berangka tahun 1216 saka atau 1294 masehi dan juga tertera pada Serat Pararaton menyebutkan, bahwa kedatangan Dyah Wijaya dengan istrinya Tribhuana Tungga Dewi ke Keraton Batuputih dikawal dengan 1 pasukan atau 10 orang.

Nama-nama pengawal Dyah Wijaya, meliputi, Lembu Sora, Pedang, Dangdi, Ranggalawe, Nambi, Banyak Kapuk, Kebo Kapattengan, Wirondaya, Arya Adikara, dan Gajah Pagon.

“Pengawal atau pasukan Dyah Wijaya itu juga meninggalkan Keraton Batuputih,” terangnya.

Kapan Tribhuana Tungga Dewi meninggalkan Batuputih?. “Ia baru dijemput oleh Ranggolawe [putra dari Adipati Arya Wiraraja Sumenep] pada saat Kerajaan Majapahit berdiri tahun 1293 masehi,” tandas Tadjul Arifin R.

Sosok Wanita Nariswari Yang Hidup di Batuputih Sumenep
Ilustrasi (NET)

Selama 1 tahun Tribhuana Tungga Dewi menghirup udara di Keraton Batuputih tentu banyak hal yang dilakukan dan sumber air menjadi kebutuhan utama bagi kehidupannya.

Jejak dari Tribhuana Tungga Dewi selama di Batuputih akan disajikan terpisah. Ikuti terus update berita PortalMadura.Com.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.