Sudah Lahir 4 Ribu Wirausaha Muda Sumenep

Avatar of PortalMadura.com
Sudah Lahir 4 Ribu Wirausaha Muda Sumenep
Direktur Pusat Inkubator Wirausaha Muda Sumenep (PIWS), Khoirul Asiah, mendapatkan penghargaan dalam ikut serta men-support Sumenep Batik Festival 2019, diberikan langsung oleh Sekretaris daerah Kabupaten Sumenep, Edy Rasyiadi (memakai batik hasil karya WMS) pada momen penutupan Sumenep Batik Festival 2019, Minggu (15/12/2019) malam di salah satu gedung BUMN Kalianget, Sumenep (Ist @portalmadura.com)

PortalMadura.Com, – Program pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, salah satunya adalah mencetak 5 ribu dalam kurun waktu lima tahun.

Hingga tahun 2019 ini, sudah mampu mencetak 4 ribu wirausaha muda yang tergabung dalam Wirausaha Muda Sumenep (). Salah satunya bergerak di karya seni batik.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) Sumenep, Fajar Rahman, Senin (16/12/2019), pada PortalMadura.Com.

“Target kita, setiap tahun mencetak seribu wirausaha muda. Sekarang sudah mencapai empat ribu,” sebutnya.

Diakui, selama ini banyak masukan dan kritikan dari berbagai pihak dan mempersoalkan program WMS, namun bagi dirinya tidak menjadi masalah.

“Buktinya, ada alumni WMS di Bluto yang sudah mampu mempekerjakan banyak orang untuk membatik dan omzetnya luar biasa,” katanya.

Metode yang dilakukan sejak tahun 2016, khususnya karya seni membatik, pihaknya bersama-sama dengan WMS dengan cara memperbanyak pelatihan dan pendampingan.

“Misalnya, dari seribu orang itu kita beri pelatihan bersama-sama dan pendampingan berkelanjutan. Lalu dilakukan evaluasi,” ucapnya.

Dari hasil evaluasi itu, pihaknya mengambil 300 orang yang memiliki potensi lebih untuk dikembangkan. “Diperkecil lagi menjadi seratus orang. Dari seratus orang ini, hasil karyanya sudah pasti kelihatan,” jelasnya.

Kemudian, dari seribu orang setiap tahunnya itu dikumpulkan kembali di pusat WMS (sebelah timur taman bunga) untuk mendapatkan pelatihan kembali dan pendampingan.

Namun, yang perlu dipahami adalah bagi mereka yang sudah berumur lebih dari 35 tahun (ketentuan pemerintah daerah), diperlukan latihan di luar WMS dan mereka rata-rata sukses.

“Jadi, kita kembangkan dan selalu melakukan inovasi, termasuk melakukan promosi bersama-sama, seperti Sumenep Batik Festival. Bahkan hari ini, ikut serta promosi ke expo Bandung,” urainya.

Ke depan, pihaknya berjanji tetap akan men-support agar WMS selalu berinovasi dan pendampingan tetap berjalan. “Kalau memang masih butuh tetap dilakukan, kalau perlu ya kita lakukan studi banding,” ujarnya.

Baca Juga : Sumenep Batik Festival, Ajang Kreativitas Desainer dan Promo Batik Madura

“Itu semua sema-mata ingin mengurangi jumlah pengangguran. Saya yakin, mereka akan berkembang dengan sendirinya di tengah-tengah masyarakat,” tandasnya.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.