Sumenep Matangkan Penanganan Banjir

Avatar of PortalMadura.Com

PortalMadura.Com, Sumenep – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur terus mengkaji dan mematangkan penanganan banjir yang sempat terjadi di wilayah perkotaan dan sekitarnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat (PUPR) dan Cipta Karya Sumenep, Bambang Iriyanto mengaku akan melakukan normalisasi terhadap 14 titik saluran air.

“Termasuk akan mengambil langkah-langkah lain, semisal membuat saluran baru, mulai dari Jalan Kartini hingga Jalan Jati Mas,” terang Bambang, Selasa (6/3/2018).

Dikatakan, salauran tersebut untuk menjadi pembuangan ke kali Patrian dengan tinggi 5,6 meter dan jaraknya sejauh 1030 meter.

Selain itu, juga perlu membuat saluran baru yang menghubungkan saluran Jalan Raya Gapura sisi utara menuju kali Patrian dengan jarak 600 meter dengan beda elevasi hampir 2 meter.

Sedangkan intuk normalisasi perlu dilakukan dari saluran MTs Negeri menuju Koramil, saluran baru Jalan Pahlawan-Perempatan Tugu Keris melewati Jalan KH Zainal Arifin menuju kali Kebun Angung atau kali Anjut.

“Normalisasi juga perlu dilakukan di depan rumdis wakil bupati menuju kali Marengan disertai dengan satu pompa yang kapasitasnya 1,5 m3/detik,” urainya.

Ia menjelaskan, saluran baru perlu dilakukan dari depan rumdis bupati Sumenep menuju kali Marengan. Kemudian saluran baru di Jalan Trunojoyo bagian selatan dari terminal baru menuju kali Sarokah serta pembuatan saluran baru di depan Masjid Jamik menuju saluran ke Jalan Dr. Wahidin.

“Untuk saluran di Jalan KH Mansyur diubah arah alirannya. Awalnya dari barat menjadi dari timur. Untuk saluran air di samping Puskesmas Pandian dan sistem drainase di kecamatan akan dilakukan normalisasi,” katanya.

Diakui, terjadinya genangan air di beberapa lokasi perkotaan Kabupaten Sumenep akibat dari tidak berfungsinya drainase dan adanya perubahan tata guna lahan (Land Use).

Di samping juga banyak area terbuka yang dapat menyerap air, saat ini berubah menjadi lahan berpaving, sehingga pada saat hujan deras tidak terserap.

“Ini memang perlu penanganan serius. Dan dana yang dibutuhkan untuk semua program itu berkisar Rp55 miliar. Kita sudah minta petunjuk bapak bupati,” ucapnya.

Untuk tahun 2018, pihaknya baru bisa mengambil langkah awal dengan membuat rekayasa sistem drainase dalam mengurangi daerah pematusan (cathment area) melalui anggaran Rp7 miliar. Anggaran itu untuk normalisasi di empat titik.

Empat titik tersebut, yakni saluran drainase Jalan Gapura ke kali Patrian, Pembangunan saluran MTsN-Koramil menuju kali Patrian, embangunan Kolam Detensi Perumahan Asabri dan pembangunan Drainase Jl. Kartini-Jl. Jati Mas Emas menuju Kali patrian.

“Jadi, penanganan banjir memang perlu bertahap mengingat anggaran yang dibutuhkan sangat besar,” pungkasnya.(Hartono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.