Suplai Global Turun, Harga Minyak Indonesia Jadi USD63,60 per Barrel

Avatar of PortalMadura.com
Suplai global turun, harga minyak Indonesia jadi USD63,60 per barrel
Ilustrasi: Penambangan minyak dan gas. (Foto file - Anadolu Agency)

PortalMadura.Com, – Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/) pada Maret mencapai USD63,60 per barrel, naik sebesar USD2,29 per barel dari Februari sebesar USD61,31 per barrel, ujar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jumat.

Kepala Layanan Informasi Publik Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan kenaikan harga ini terjadi karena pasar khawatir stok minyak mentah global berkurang karena kesepakatan pengurangan produksi Negara -negara OPEC dan beberapa Negara non-OPEC hingga Juni 2019.

“Target pengurangan produksi mencapai 1,2 juta barrel per hari,” ujar Agung dalam siaran persnya. dilaporkan Anadolu Agency, Jumat (5/4/2019).

Menurut Agung, faktor lain adalah sanksi Amerika Serikat pada ekspor minyak mentah Venezuela dan Iran, “Sehingga menyebabkan pasokan minyak mentah dari kedua Negara tersebut berkurang drastis.”

Menurut data OPEC, pada Maret pasokan minyak mentah global turun sebesar 0,16 juta barrel per hari, menjadi 99,15 juta barrel per hari dibanding bulan sebelumnya.

Sementara, pasokan minyak mentah OPEC turun sebesar 0,22 juta barrel per hari menjadi 30,549 juta barrel per hari dibanding bulan sebelumnya.

Menurut Agung, faktor lain penyebab naiknya harga minyak adalah pengurangan 17 unit rig oil milik Amerika Serikat yang beroperasi.

“Selain itu proyeksi permintaan minyak mentah global 2019 naik sebesar 1,24 juta barrel dibandingkan permintaan minyak mentah di Tahun 2018 menjadi sebesar 99.96 juta barrel.”

Menurut Kementerian ESDM, mengutip data dari Energy Information Administration (EIA), saat ini terjadi penurunan stok minyak mentah AS pada Maret 2019 sebesar 3,6 juta barrel menjadi sebesar 442,3 juta barrel dibandingkan stok pada Februari 2019.

Di samping itu, terdapat penurunan stok gasoline AS pada Maret 2019 sebesar 16,3 juta barrel menjadi 238,6 juta barrel dibandingkan Februari 2019.

Menurut Kementerian ESDM, di kawasan Asia Pasifik, penurunan jumlah produksi terjadi karena perbaikan pada lapangan minyak Karachaganak dan Kashagan di Kazakhstan.

“Ada juga permintaan produk minyak mentah dari India yang naik, seiring dengan berkurangnya ekspor dari Venezuela ke India.“

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.