Tarian Khas Sumenep Yang Punah dan Terlupakan

Avatar of PortalMadura.com
Tarian Khas Sumenep Yang Punah dan Terlupakan
dok. Nyi Suratmi, generasi terakhir yang mampu menguasai Tari Duplang (lontarmadura)

PortalMadura.Com, – Sejumlah tarian khas Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kini tak lagi digaungkan di tengah kehidupan masyarakatnya. Bahkan, tarian yang tercipta dari fakta kehidupan mereka sudah punah. Innalillah.

yang punah dan terlupakan itu, di antaranya, Tari Marning dari Kecamatan Lenteng, Tari Theng-There' dari Kecamatan Rubaru dan .

Dari catatan lontarmadura, Tari Duplang sangat spesifik, unik dan langka. Tarian yang menggambarkan jalinan kasih itu disajikan utuh tentang kehidupan wanita desa dirangkai dalam gerakan indah, lembut, lemah gemulai dan menggemaskan.

“Tarian-tarian itu tak dikembangkan [terlupakan]. Misalnya Duplang, itu tarian keraton. Biasa dimainkan di keraton bagi sang raja-raja,” kata salah seorang budayawan Sumenep Syaf Anton Wr, pada PortalMadura.Com, Kamis (27/10/2022).

Sedangkan Tari Theng-There', kata dia, sudah di-modifikasi [proses kreasi] dan tidak menunjukkan sebuah Tari Theng-There'. Bagi Syaf Anton, kepunahan tari tradisional tidak cukup jika hanya menjadi sebuah catatan dalam sejarah.

“Memang menjadi sejarah, tapi kan perlu ada kemasan sehingga generasi kita tahu. Apa tidak lebih baik diselamatkan alias ditampilkan kembali di era kekinian,” ujarnya.

Menurutnya, tarian yang menggambarkan sebuah kehidupan masa lalu memiliki filosofi sangat tinggi. Jika disajikan kembali maka akan melahirkan inspirasi dan inovasi bagi kaum milenial.

Tari Duplang diciptakan seorang penari keraton, Nyi Raisa. Generasi terakhir yang mampu menguasai tarian ini adalah Nyi Suratmi. Tari Duplang dibawakan oleh satu penari wanita. Pakaian dan aksesoris penari, tergantung pada permintaan yang mengadakan pertunjukan.

Jika di lingkungan keraton, pakaian yang dikenakan umumnya pakaian adat lega serta memakai sanggul. Sedangkan untuk kalangan masyarakat biasa, digunakan kain panjang dan kebaya.

Tari Duplang sering dipentaskan untuk menyambut tamu istana, memeriahkan acara perkawinan ataupun selamatan desa atau selamatan laut. Tempat pementasan tidak memerlukan sebuah panggung, cukup halaman yang luas.

Prosesi Tari Duplang diawali dengan alunan gendingan. Lalu, penari memasuki arena pentas, berputar kemudian jongkok sembari menembangkan kidung Candaga.

Penari Tari Duplang, butuh stamina yang tinggi, selain cukup rumit, banyak sekali perpindahan gerakan dari posisi jongkok ke posisi berdiri, ditambah dengan gerakan hilir mudik dari rumah ke ladang dan kembali ke rumah.

Tak hanya itu, Tari Duplang juga menggambarkan, pergi ke laut, kembali ke rumah, memasak, menghantarkan ke rumah mertua dan ditutup dengan penari keadaan mabuk setelah makan gaddung.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.