Tarung Bebas Para Wanita Cantik Jadi Tontonan Gratis Warga Jatim

Avatar of PortalMadura.Com
Tarung Bebas Para Wanita Cantik Jadi Tontonan Gratis Warga Jatim
screenshot

PortalMadura.Com, – Aksi yang diperankan oleh sejumlah wanita berhijab ini menjadi tontonan gratis bagi warga Jawa Timur, Indonesia, khususnya di sekitar Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, yang baru digelar 14 Januari 2018.

Di atas gelanggang mirip ring tinju yang berukuran 8 x 4 meter itu, mereka saling pukul menggunakan tangan kosong, tendangan bebas juga dilakukan. Bahkan, trik-trik mengunci gerakan lawan atau pun jurus untuk merobohkan lawan digunakan.

Bagi yang belum mempelajari dasar-dasar dari gerakan itu, tentu jangan pernah meniru, karena sangat membahayakan. Bagi mereka tentu sudah terbiasa, pengetahuan gerakan atau ilmu bela diri yang dimiliki sudah melalui proses penggemblengan cukup lama dan matang.

Tarung bebas itu, disebut “” yang sudah ada sejak tahun 60-an. Tarung bebas itu, sangat digemari warga setempat. Setiap ada pertunjukan, ribuan warga antusias untuk menonton.

PortalMadura.Com, Selasa (30/1/2018) mengutip dari tulisan Dimas Parikesit, menyebutkan, Pencak Dor itu, diinisiasi oleh Kiai Agus Maksum Jauhari atau yang biasa dipanggil Gus Maksum cucu dari pendiri pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH. Abdul Karim.

“Tujuannya adalah terjalinnya silaturahmi sesama pendekar dan media dakwah pemuda,” katanya.

Dijelaskan, bahwa pendirian arena Pencak Dor dilatarbelakangi oleh kegelisahan Gus Maksum melihat makin maraknya aksi perkelahian antar remaja di Kediri kala itu.

Tak jarang dari perkelahian tersebut menimbulkan korban, sifat arogan pemuda yang sulit terkontrol menjadi salah satu penyebabnya.

Sejalan dengan makin maraknya aksi tersebut, maka Gus Maksum mempunyai ide adanya suatu arena untuk bertarung satu lawan satu dengan fair.

“Biasanya mereka dipertemukan dalam gelanggap pencak dor ukuran 8 x 4 meter. Gelanggang tersebut mirip ring tinju. Bedannya kalau ring tinju dikelilingi tali, pencak dor tidak,” jelasnya.

Pagar pembatas arena adalah batang bambu sebagai pembatas tepi untuk pertarungan para pendekar.

Penggagas Pencak Dor bermaksud agar penyelesaikan perselisihan dapat dilakukan dengan cara adil tanpa mengurangi rasa persaudaraan. “Dalam Pencak Dor ini peserta yang bertarung dapat kembali menjalin persaudaraan lagi setelah selesai,”

Bahkan ketika usai bertanding mereka bisa saling mengenal lebih dekat dengan lawannya yang ia ajak baku hantam. Tak jarang kadang mereka bertukar pengalaman seputar dunia persilatan dengan canda tawa benar-benar tanpa dendam.

Dikatakan, meski tergolong tarung bebas, keselamatan tetap menjadi nomor satu. Salah satunya, setiap pertandingan dikawal dua orang wasit yang memiliki kemampuan lebih.

“Tugasnya adalah melerai mereka yang bertanding jika kondisi tak memungkinkan untuk dilanjutkan pertarungan. Para wasit benar-benar-benar harus militan, sebab mereka yang bertarung bebas itu sama-sama mengeluarkan jurus yang dimiliki, mulai dari pencak, tinju , karate hingga judo. Para pendekar menggunakan keahlian bela diri masing-masing untuk menjatuhkan lawan,” tandasnya.(Hartono)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.