PortalMadura.Com, Pamekasan – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Angsanah, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mendapat sorotan dari aktivis lingkungan hidup.
Salah satu aktivis lingkungan hidup setempat, Abd Hamid menyebutkan, TPA Angsanah yang memakan anggaran miliaran rupiah tersebut belum maksimal.
Pasalnya ia sering menerima aduan dari masyarakat sekitar jika bau sampah pada TPA Angsanah justru mengganggu kenyamanan warga setempat.
“Saya juga sudah memantau langsung ke lokasi. Dan Penyaringan air lendir serta limbah medis juga perlu diperbaiki,” ujar Hamid, Rabu (18/4/2018).
Pihaknya pun menyayangkan program sanitary landfill TPA Angsanah, karena dengan sistem Sanitary Landfill tersebut juga masih kurang pas, dan tidak ubahnya seperti TPA lainnya.
“Sistem sanitary landfill bukan seperti ini mas, buat apa pemerintah harus menghabiskan anggaran 15 miliar rupiah, kalau faktanya seperti ini, kan sama aja seperti TPA yang biasa,” kata Abd Hamid.
Ia meminta agar pemerintah segera memperbaiki kualitas TPA tersebut dan jangan sampai membuat masyarakat resah akibat pengelolaan sampah yang tidak maksimal.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pamekasan, Amin Jabir, membantah jika sistem sanitary landfill pada TPA Angsanah dikatakan tidak maksimal.
Bahkan pihaknya menantang siapapun yang mengkritik sistem Sanitary Landfiil jika dikatakan tidak efektif.
“Saya pikir yang berbicara ini malah belum mengerti sistem sanitary landfill itu apa?,” kata Jabir.
Jabir mengatakan untuk bau sampah yang membuat resah masyarakat bukan dari lendir atau limbah medis melainkan akibat sampah itu yang sifatnya tidak permanen, melainkan hanya sementara saja.
“Jadi, bau sampah itu berasal dari sampah saat dilakukan pendorongan dan pemadatan, sehabis itu bau tersebut tidak akan ada lagi,”pungkasnya.(Hasibuddin/Nanik)