PortalMadura.Com, Washington – Presiden Donald Trump pada Kamis mengklaim bahwa Meksiko “kini dinilai sebagai negara paling berbahaya di dunia”.
Hal itu dikatakan sebagai upaya untuk meraih dukungan untuk pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko.
“Kami membutuhkan tembok tersebut untuk keamanan negara kami, untuk membantu menghentikan masuknya obat-obatan terlarang dari Meksiko,” cuit Trump lewat akun Twitter-nya, dilansir Anadolu, Jumat (19/1/2018).
“Jika tidak ada Tembok, tidak ada kesepakatan!” tandas Trump saat anggota parlemen berebut untuk menjadi perantara kesepakatan untuk mendanai pemerintah.
Meksiko terang-terangan menolak saran tersebut, dan menyatakan bahwa pihaknya tidak akan ikut mendanai “dengan cara atau dalam situasi apapun”.
Kementerian Luar Negeri Meksiko kemudian membantah klaim Trump yang menyebut Meksiko sebagai “negara paling berbahaya di dunia”.
“Meskipun Meksiko memiliki masalah kekerasan, namun klaim bahwa Meksiko adalah negara paling berbahaya di dunia benar-benar salah,” kata kementerian tersebut lewat sebuah pernyataan.
Meksiko kemudian menunjuk tokoh PBB untuk mendukung klaimnya, yang menyebutkan bahwa tingkat pembunuhan di Meksiko lebih rendah dibanding dengan negara-negara Amerika Latin latinnya.
Selain itu, Forum Ekonomi Dunia juga tidak memasukkan Meksiko dalam daftar 20 negara paling berbahaya di dunia. Dalam daftar tersebut, Meksiko menempati posisi ke-113 dari 136 negara dalam hal keamanan.
Lima negara paling berbahaya dalam Laporan Daya Tarik Wisata dan Pariwisata adalah Kolombia, Yaman, El Salvador, Pakistan, dan Nigeria.
Sementara itu, Indeks Perdamaian Global menempatkan Meksiko di ranking 143 dari 163 negara paling damai di dunia, yang artinya, Meksiko tidak termasuk dalam 20 negara paling tidak damai.
Dalam cuitan Trump, dia mengatakan bahwa Meksiko akan mendanai pembangunan tembok “secara langsung atau tidak langsung”, merujuk pada negosiasi perdagangan bebas yang tengah berlangsung.
“Pembangunan tembok akan didanai, baik secara langsung atau tidak langsung, maupun melalui pembayaran jangka panjang, oleh Meksiko yang memiliki surplus perdagangan dengan AS sebesar USD71 miliar. Tembok seharga USD20 miliar tidak ada apa-apanya dibanding dengan yang mereka dapatkan dari AS. NAFTA adalah lelucon yang buruk!” ujar Trump.
Kementerian Luar Negeri Meksiko mengatakan: “Meksiko tidak akan menegosiasi soal NAFTA atau hal lain dalam hubungan bilateral melalui media sosial ataupun platform berita lainnya”.(AA)