Tujuh Desa Lockdown, Warga Tunggu Bantuan Kebutuhan Hidup dari Pemerintah

Avatar of PortalMadura.com
Simpang tiga Jalan Raya Kecamatan Saronggi yang menjadi pintu masuk utama ke wilayah tujuh desa dijaga ketat oleh petugas gabungan. Akses jalan diberi palang bambu. (@portalmadura.com)
Simpang tiga Jalan Raya Kecamatan Saronggi yang menjadi pintu masuk utama ke wilayah tujuh desa dijaga ketat oleh petugas gabungan. Akses jalan diberi palang bambu. (@portalmadura.com)

PortalMadura.Com, – Tujuh desa di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dinyatakan sejak Senin (21/9/2020) sampai Minggu (4/10/2020).

Tujuh desa itu, , Kebun Dadap Barat, Kebun Dadap Timur, Tanah Merah, Langsar, Tanjung, dan Pagar Batu, Kecamatan Saronggi, Sumenep.

Salah seorang warga, Fadel Abu Aufa memahami lockdown adalah penutupan akses dan terhentinya semua aktivitas masyarakat.

“Saya mendengarnya seperti itu. Kalau lockdown berarti segala kebutuhan warga ditanggung pemerintah. Tidak hanya manusia, pakan hewanpun begitu. Tapi, sampai sekarang gak ada bantuan apapun dari pemerintah,” katanya, Selasa (22/9/2020).

“Warga menunggu bantuan itu,” sambungnya menegaskan.

Pihaknya tidak mempersoalkan lockdown, namun dampak dan konsekuensinya tentu pemerintah wajib hadir di tengah masyarakat.

“Masyarakat desa tidak paham soal lockdown. Kehadiran pemerintah itu sangat dibutuhkan,” tandas pria yang juga pengelola wisata Pantai ekasoghi.

Sementara, Kasubag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S menjelaskan, hasil rapat koordinasi bersama Tim Satgas dan Forkopimda, lockdown diterapkan karena kasus Covid-19 di wilayah Saronggi dinilai tinggi.

Lockdown itu hanya membatasi aktivitas warga. Kalau bantuan kepada semua warga tidak ada. Yang ada hanya suplemen multivitamin bagi mereka yang terpapar,” jelasnya.

Warga yang daerahnya masuk wilayah lockdown, masih bisa keluar masuk untuk memenuhi kebutuhannya. “Boleh tidaknya itu tergantung pada tingkat kebutuhan dan tentu seizin petugas di sana,” urainya.

Pantauan di lokasi simpang tiga Jalan Raya Kecamatan Saronggi yang menjadi pintu masuk utama ke wilayah tujuh desa tersebut dijaga ketat oleh petugas gabungan. Akses jalan diberi palang bambu.

Warga pendatang atau masyarakat luar daerah diminta putar balik oleh petugas jaga di Posko Siaga Antisipasi Penyebaran Covid-19 Pembatasan Skala Kecamatan.

Sementara, dari peta sebaran Covid-19 Kabupaten Sumenep per tanggal 20 September, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kecamatan Saronggi mencapai 36 orang. Enam di antaranya meninggal dunia, 21 orang sembuh.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Respon (1)

  1. Tapi pada kenyataannya orang asal saronggi yg baru pulang dari kerja semalam tidak di ijinkan masuk juga! Katanya asal warga setempat gak ada masala tapi nyatanya ttp tdak boleh masuk 🤔🤔🤔🤔😏😏😏

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.