PortalMadura.Com, Ankara – Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) yang berkuasa di Turki pada Rabu mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron atas komentarnya yang menargetkan Turki dan proses keanggotaan Uni Eropa.
“Kami ingin mendengar pernyataan yang logis dari Macron tentang Turki dan kami juga ingin mengingatkan Macron betapa tidak nyamannya mencampur Islam dengan teror,” kata juru bicara partai Omer Celik, berbicara pada konferensi pers setelah rapat dewan eksekutif pusat Partai AK. dilaporkan Anadolu Agency, Kamis (30/8/2018).
Saat Konferensi Duta Besar di Paris pada Senin, Macron mengatakan “untuk memerangi terorisme Islam, kami menciptakan undang-undang baru di Prancis”.
Dia juga mempertanyakan keanggotaan Turki di Uni Eropa.
“Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memiliki proyek pan-Islam yang bertentangan dengan nilai-nilai Eropa.”
Macron mengatakan bahwa membangun kemitraan strategis dengan Turki memang dibutuhkan tapi tidak dengan memberikan keanggotaan Uni Eropa.
“Kita perlu membangun kemitraan strategis dengan Rusia dan Turki karena mereka adalah dua kekuatan penting untuk keamanan kolektif kita, mereka harus terikat dengan Eropa,” katanya.
“Turki di masa Presiden Erdogan bukan lagi Turki di masa Presiden Mustafa Kemal Ataturk,” tambahnya.
Merujuk pada rencana politisi anti-Islam Belanda, Geert Wilders untuk menggelar kompetisi kartun Nabi Muhammad, Celik mengatakan “serangan provokatif seperti itu menyebabkan paham rasisme dan fasisme mendapatkan tempat dalam politik Eropa”.
“Partai-partai sayap kanan adalah Daesh versi Eropa.Tidak ada perbedaan antara pemimpin kelompok teroris Daesh dengan kelompok fasis seperti pemimpin sayap kanan Belanda, Wilders.”
“Oleh karena itu, jika mereka mengambil langkah-langkah terhadap Daesh, mereka juga harus mengambil langkah-langkah tersebut terhadap kelompok rasis ini. Hal ini bukan sesuatu yang harus dievaluasi dalam konteks kebebasan berpikir,” katanya.
Partai anti-Islam untuk Kebebasan Wilders sebelumnya juga menyerukan pelarangan Al-Quran. (AA)