Turunnya Minat Belajar Siswa Menjadi Tantangan Bagi Guru

Avatar of PortalMadura.com
Turunnya Minat Belajar Siswa Menjadi Tantangan Bagi Guru
Luh Putu Ema Noviyanti (Ist for @portalmadura.com)

Pembelajaran yang menarik adalah pembelajaran yang benar-benar membelajarkan peserta didik. Semakin terlibat aktif dalam pembelajaran, akan semakin berkualitas hasil belajarnya. Jadi peserta didik tidak hanya sekadar datang, duduk, mencatat dan pulang tanpa ada pengalaman belajar yang membekas.

Maka, seorang guru dalam merancang pembelajaran tentunya akan bertanya dalam hati, pengalaman belajar apa yang tepat bagi peserta didiknya agar mereka dapat menguasai kompetensi yang diajarkan. Guru dituntut untuk kreatif memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Baik kondisi siswa maupun kemampuan sekolah.

Melalui metode pembelajaran kreatif dan produktif diharapkan dapat dibentuk kemampuan berpikir kritis dan kreatif, bertanggung jawab, serta bekerja sama yang semuanya merupakan tujuan pembelajaran jangka panjang. Tentu saja dampak pengiring hanya mungkin terbentuk, jika kesempatan untuk mencapai atau menghayati berbagai kemampuan tersebut memang benar-benar disediakan secara memadai.

Hal itu akan tercapai, jika metode pembelajaran diterapkan secara benar dan memadai. Materi dengan model kreatif dan produktif yaitu materi yang menuntut pemahaman yang tinggi terhadap nilai, konsep, atau masalah aktual di masyarakat atau dalam bentuk karya nyata. Materi ini dapat berasal dari berbagai bidang studi, seperti apresiasi sastra dari bidang studi Bahasa Indonesia.

Dalam hal ini, kegiatan belajar kreatif dapat membantu guru untuk menumbuhkan kembali . Kegiatan pembelajaran tersebut dibagi menjadi empat langkah, yaitu: orientasi, eksplorasi, interpretasi, dan re-kreasi.

Orientasi dimaksudkan yaitu guru mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah, hasil akhir yang diharapkan dari siswa, serta penilaian yang akan diterapkan. Pada metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya tentang cara kerja serta hasil penilaian.

Kemudian eksplorasi yaitu siswa melakukan eksplorasi terhadap masalah yang akan dikaji. Eskplorasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membaca, melakukan observasi, wawancara, menonton satu pertunjukan, melakukan percobaan, browsing lewat internet, dan sebagainya. Kegiatan ini dapat dilakukan baik secara individual maupun kelompok.

Kemudian Interprestasi yaitu dalam tahap analisis, diskusi, tanya jawab, atau bahkan berupa percobaan kembali, jika hal itu memang diperlukan. Interpretasi sebaiknya dilakukan pada jam tatap muka, meskipun persiapannya sudah dilakukan oleh siswa di luar jam tatap muka.

Pada akhir tahap interpretasi, semua siswa diharapkan sudah memahami konsep atau masalah yang dikaji. Kemudian metode terakhir yaitu Re- Kreasi, hasil re-kreasi yaitu produk kreatif dapat dipresentasikan, panduan harus memuat tujuan, materi, waktu, cara kerja, serta hasil akhir yang diharapkan.

Misalnya, siswa diharapkan mencari informasi mengenai penggusuran penduduk di satu daerah, yang meliputi: nama dan alamat tempat penggusuran, jumlah keluarga yang digusur, alasan penggusuran, sikap penduduk yang digusur, serta proses penggusuran.

Metode kreatif ini dapat membangkitkan minat belajar siswa karena metode yang digunakan tidak monoton dan metode ini akan memudahkan siswa untuk mengingat karena melakukan aktivitas yang dapat dijadikan pengalaman. (**)

*Penulis : Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Malang.

“Redaksi PortalMadura.Com menerima tulisan opini, artikel dan tulisan lainnya yang sifatnya memberi sumbangan pemikiran pada kemajuan negeri ini. Dan semua isi tulisan diluar tanggung jawab Redaksi PortalMadura.Com.”

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.