Usaha Kreatif, Miniatur Kapal Ciptaan Cakraningrat Ship Model Yang Mendunia

Avatar of PortalMadura.com

PortalMadura.Com, – Terinspirasi saat melihat pameran di PT. Penataran Angkatan Laut (PT. PAL) Surabaya, Abdul Halim (49) tertantang untuk merintis usaha serupa. Rentang waktu 24 tahun berproses, lebih dari 500 unit miniatur kapal tercipta dari tangan kreatifnya dan hasil karyanya mulai mendunia.

Terlihat aktifitas pada salah satu rumah di Kampung Dumarah, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Di kampung yang letaknya tak jauh dari Pelabuhan Kamal ini lahir berupa pembuatan miniatur kapal.

Tampak dua pria terlibat percakapan singkat. Tak lama kemudian tangan-tangan keduanya memegang bahan serta alat yang berbeda. Sementara dua wanita terlihat mengiris bahan PVC lembaran. Keempatnya tengah melakukan pekerjaan sesuai porsi yang diberikan.

“Mereka adalah tim sekaligus pekerja yang saya libatkan dalam setiap pembuatan miniatur kapal. Dari tangan kreatif keempatnya gambar dan ukuran kapal (dari pemesan) berubah menjadi bentuk kapal ukuran mini. Hasil akhirnya bisa dilihat sendiri,” tegas Halim.

Karirnya di perusahaan galangan kapal yang lokasinya berdampingan dengan Pelabuhan Ujung dan Detasemen Markas Komando (Denmako) Armada II ini hanya berlangsung dua tahun. Dari pengabdian singkat itulah Halim justru mengaku banyak mendapatkan pelajaran berharga yang ia jadikan bekal pendukung dalam merintis usaha kreatif pembuatan miniatur kapal.

Halim menjalankan usahanya dibawah bendera . Proses berkreasi yang tahun ini berjalan seperempat abad telah mengibarkan bendera usahanya. Lebih dari 500 unit miniatur kapal yang telah dibuat menjadi bukti jika Cakraningrat Ship Model layak jadi pilihan.

Beberapa perusahaan pelayaran dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi telah meminiaturkan kapal-kapal operasionalnya. Termasuk juga perusahaan galangan kapal. Karya-karya Cakraningrat Ship Model yang dinahkodai Halim seringkali untuk cinderamata ataupun sebagai pajangan di kantor.

Sejumlah perusahaan yang pernah memesan miniatur kapal adalah PT. Penataran Angkatan Laut (PAL) Surabaya, PT. Dharma Lautan Utama (DLU) Surabaya, PT. Duta Marina Surabaya (Dumas), PT. Adiluhung Sarana Segara Indonesia-Bangkalan, PT. Dok dan Perkapalan Air Kantung-Bangka Belitung, PT. DAMEN (galangan kapal dari Belanda), dan masih banyak lagi.

Dikatakan Halim, miniatur yang ia buat takterbatas pada satu jenis kapal. Hampir semua jenis kapal, termasuk perahu, pernah ia ‘sulap' menjadi miniatur. Keberanian menerima pesanan segala jenis kapal itulah yang membuatnya makin tertantang untuk berkreasi.

“Kalau hanya fokus di satu jenis kapal rasanya monoton. Karena lain jenis kapal lain pula bentuk, ukuran, tingkat kesulitan, serta lama pengerjaan,” ujar pria yang juga bekerja sebagai staf tata usaha Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kepada PortalMadura.Com beberapa waktu lalu.

Berbagai jenis miniatur kapal yang telah dibuat tampak memenuhi ruang tamu kediamannya. Mulai kapal perang, kapal penumpang, kapalfery, kapal niaga, kapal tengker, kapal ponton (tidak bermesin), kapal layar, kapal patroli, kapal penangkap ikan, serta kapal pandu atau tunda (tugboat).

Selain sebagai bukti hasil kerja kreatif, koleksi tersebut sekaligus untuk meyakinkan konsumen jika usaha kreatif rumahan ini tak bisa dipandang sebelah mata. Cakraningrat Ship Model kiranya mampu bersaing dengan penggiat usaha kreatiflainnya, yang tak hanya di wilayah Madura.

“Dari sekian jenis kapal, pesanan miniatur yang seringkali saya terima adalah jenis kapal fery dan tugboat. Sedangkan miniatur yang pertama kali saya buat adalah jenis kapal perang. Saya juga pernah membuat miniatur kapal pesiar legendaris Titanic,” kenang pria yang di akhir tahun ini menginjak usia setengah abad.

Miniatur harus Sesuai Skala, Bentuk, dan Detil Kapal

Usaha Kreatif, Miniatur Kapal Ciptaan Cakraningrat Ship Model Yang Mendunia
Tiga miniatur kapal yang telah selesai dikerjakan Abdul Halim dan timnya. (Foto: AgusHidayat)

Mengenai order, Halim tak gampang mengiyakan. Ia harus berhitung lebih dulu soal bahan yang dibutuhkan. Termasuk pula lamanya waktu pengerjaan. Setelah itu barulah mencari kata sepakat dengan pihak pemesan. Jika tercapai barulah memulai pekerjaan.

Lama pengerjaan tergantung jenis dan ukuran kapal. Jenis kapal fery dan penumpang dengan ukuran 50x15cm biasanya memakan waktu sekitar 40 hari. Untuk jenis kapal perang dengan ukuran yang sama butuh waktu 45 hari. Lain lagi dengan miniatur kapal tengker dengan ukuran lebih besar. Butuh waktu pembuatan hingga 90 hari.

Bahan-bahan untuk pembuatan miniatur yang sering digunakan berupa fiber untuk lambung kapal, vinyl untuk asesoris dan bangunan kapal, mika (acrylic) sebagai penutup miniatur kapal agar terhindar dari kotoran serta debu, PVC lembaran juga untuk asesoris dan bangunan kapal, sapu plastik untuk pagar kapal, dan sebagainya. Sedangkan alat yang biasa digunakan adalah cat, amplas, plong, pensil, jangka, penggaris, cutter, dan lainnya.

“Prinsipnya, ada tiga hal yang jadi panduan saya dalam membuat miniatur kapal. Pertama harus sesuai bentuk, kedua harus sesuai skala yang dibuat, serta ketiga harus sesuai detil yang ada pada kapal. Agar mencapai hasil akhir seperti yang diharapkan pemesan, tentu saja butuh ketelitian dan kesabaran dalam setiap tahapan pengerjaan,” ungkapnya.

Saat PortalMadura.Com tiba di tempat pembuatan yang berlokasi di Kampung Dumarah, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura, tampak Halim dan keempat pekerjanya tengah menyelesaikan miniatur kapal niaga pesanan PT. Dok dan Perkapalan Air Kantung.

Tahapan pengerjaan sampai pada pembuatan dan pemasangan asesoris. Proses pembuatan lambung dan bangunan kapal selesai lebih dulu. Jumlah pesanan sebanyak 23 unit yang terbagi dalam dua ukuran, 50×20 cm dan 30×12 cm. Pengerjaan dan pengiriman dilakukan secara bertahap.

Pembuatan miniatur diawali dengan penentuan skala dari ukuran gambar kapal sebenarnya yang diberikan oleh pemesan. Setelah semua ukuran miniatur kapal ditentukan, barulah masuk ke proses pengerjaan fisik.

Pengerjaan meliputi pembuatan lambung atau badan kapal, pembuatan bangunan kapal (ruang awak kapal, ruang kemudi, ruang istirahat atau kamar, dan lainnya), dan pembuatan asesoris kapal (sekoci, tiang, cerobong asap, pelampung, crane, dan sebagainya). Pembuatan pagar yang mengelilingi kapal biasanya jadi bagian akhir proses pengerjaan.

“Jika pesanan hanya satu unit, pembuatan lambung kapal tidak dicetak. Sebaliknya, jika lebih dari satu unit harus dicetak. Setelah badan kapal terbentuk dilakukan pengecatan warna dasar, pendempulan, dilanjutkan pengecatan sesuai warna yang diinginkan,” terang Halim.

Sebelum hasil dari pengerjaan bangunan dan asesoris dipasang pada lambung kapal, terlebih dulu harus dicat. Berkebalikan dengan pagar kapal yang harus dipasang terlebih dulu, kemudian dicat.

Setelah semua bagian terpasang, perlu dilakukan pengecekan untuk memastikan jika miniatur telah sesuai dengan kapal aslinya. Baik itu bentuk, ukuran, bangunan, serta segala asesoris yang ada. Sebelum dipasang mika pelindung dan penyangga, biasanya miniatur kapal yang telah jadi diperlihatkan terlebih dulu pada pemesan.Namun ada pula pemesan yang sengaja ingin memantau pengerjaan tahap demi tahap.

“Jika pemesan menginginkan miniatur kapal lengkap dengan detil ruang mesin yang bisa dilihat saya siap melayani. Namun tentu saja waktunya lebih lama, dikarenakan berbeda dengan pengerjaan miniatur kapal tanpa mesin,” pungkas Halim.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.