Visa Habib Rizieq Habis Juli, Tak Lagi Punya Izin Tinggal di Arab Saudi

Avatar of PortalMadura.Com
Visa Habib Rizieq Habis Juli, Tak Lagi Punya Izin Tinggal di Arab Saudi
Dok. Habib Rizieq (Foto. Kompas.com)

PortalMadura.Com – Hasil penelusuran yang dilakukan KBRI Riyadh, visa yang digunakan Imam Besar FPI Habib Rizieq di Arab Saudi sudah habis per tanggal 21 Juli 2018.

Mohammad Rizieq Syihab (MRS) – – nama dalam visa – – mempergunakan visa ziyarah tijariyyah (visa kunjungan bisnis) yang tidak bisa dipergunakan untuk kerja (not permitted to work).

Dubes RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh dalam keterangan tertulisnya, Jumat (28/9/2018) menyebutkan, visa bernomor 603723XXXX itu bersifat multiple (beberapa kali keluar masuk) dan berlaku satu tahun dengan izin tinggal 90 hari per entry.

“Visa ini sebenarnya sudah habis masa berlakunya pada tanggal 09 Mei 2018 dan diperpanjang kembali dengan visa No 603724XXXX hingga intiha’ al-iqamah (akhir masa tinggal) pada tanggal 20 Juli 2018,” katanya.

Dijelaskan, untuk perpanjangan visa, seorang WNA harus exit/keluar dari Kerajaan Arab Saudi (KAS) untuk mengurus administrasi.

“Sebab, keberadaan MRS sampai hari ini masih berada di KAS, maka sejak tanggal 8 Dzul Qa’dah 1439 H/ 21 Juli 2018, MRS sudah tidak memiliki izin tinggal di KAS,” tegasnya.

Ia mengungkapkan, jika MRS mengalami permasalahan hukum di Arab Saudi, baik yang terkait dengan keimigrasian ataupun yang lain, KBRI Riyadh akan memberikan pendampingan, perlindungan dan pengayoman sesuai perundang-undangan yang berlaku di Arab Saudi.

“KBRI akan selalu ‘menghadirkan negara’ guna melindungi seluruh WNI di Arab Saudi,” ujarnya.

Hal serupa pernah dilakukan pihaknya dua hari yang lalu dalam memberikan pengayoman kepada seorang WNI, Siti Nur Aini. Ia selalu menjerit kesakitan tak berdaya di sebuah RS Jeddah.

KBRI Riyadh dengan poros diplomasi SAUNESIA (Saudi-Indonesia) akan selalu menjaga hubungan baik dengan Kerajaan Arab Saudi yang saat ini berada pada masa keemasan diplomatik.

“Masa keemasan diplomatik ini baru saja diwarnai dengan terbitnya Dekrit Raja Salman yang menetapkan Indonesia sebagai satu-satunya negara tamu kehormatan (Guest of Honour / Dhaif al-Syaraf) di Mega Festival budaya terbesar dan termewah di Timur Tengah. Ini adalah yang pertama kalinya dalam sejarah hubungan bilateral yang memasuki usia 68 tahun,” tandasnya. (Hartono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.