PortalMadura.Com, Sumenep – “Kerjakan yang ada tak harus sempurna. Sesuatu tak harus terlebih dahulu menghasilkan hasil sempurna, tapi kerjakanlah dulu yang ada,” tegas Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, mengawali sambutannya pada pelantikan pengurus Osis MA Al-Karimiyah, Gapura, Sumenep dan Seminar Kepemudaan, Kamis (2/2/2017).
Merujuk pada tema kegiatan “Membangun Spirit Mewujudkan Generasi Berprestasi”, politisi PDI Perjuangan ini menyampaikan sebuah pepatah, “Kita pasti akan tersandung apabila kita bergerak”.
“Maksudnya, bahwa keterjatuhan kita dalam impian kita, menandakan kita sedang bergerak,” ujarnya.
Menurutnya, seorang pemuda harus mampu menciptakan dan menanamkan visi dan hilangkan keraguan. Saat kita melangkah, yakinkan bahwa apa yang kita lakukan akan berhasil.
Orang nomor dua di Sumenep ini mengambil contoh, penemu facebook, Mark Zuckerberg. Sejak awal sudah memiliki visi bahwa facebook akan lebih dari sekedar jejaring sosial.
Keyakinan itu, diuji pada tahun 2016, ketika yahoo menawarkan 1 miliar dollar USA untuk membeli facebook. Namun, penemunya menolak, sehingga facebook bisa mencapai tujuan utamanya.
“Apa yang terjadi?. Saat ini, facebook benar-benar menjadi media sosial terbesar di dunia, yang mempunyai lebih dari 800 juta pengguna aktif, dan nilai kekayaan perusahaan mencapai 100 miliar dollar USA,” urainya.
Dikatakan, seorang pemuda harus mampu bermimpi tentang masa depannya. Jika tidak, maka ia hanya akan menjadi penikmat sejarah, tapi tidak akan mampu membentuk sejarah.
Sepanjang peradaban sejarah, pemuda adalah pelopor. Berbagai perubahan terjadi di setiap bangsa, selalu digerakkan oleh pemuda. Berbagai bakat, potensi, kecenderungan, baik mengarah pada kebaikan maupun kepada kejahatan, memiliki dorongan sama kuatnya ketika pada masa muda.
“Itulah sebabnya, kegagalan dan keberhasilan seseorang, ditentukan oleh masa mudanya,” tegasnya.
Dalam sebuah pepatah arab, sambungnya, “Seandainya menjadi manusia besar itu mudah, betapa banyak manusia yang terlahir sebagai pahlawan”.
Pada kesempatan tersebut, Achmaf Fauzi juga merujuk pada perkataan Mustafa Al-Rafi’ie, yakni seorang cendekiawan muslim yang menggambarkan, bahwa pemuda sebagai kekuatan, sebab Matahari tidak dapat bersinar di senja hari seterang ketika di waktu pagi.
“Pada masa muda, ada saat ketika mati dianggap sebagai tidur, dan pohon pun berubah ketika masih muda dan sesudah itu semua pohon tidak lagi menghasilkan apa pun kecuali kayu,” tandasnya.
Diakhir kata sambutannya, menyebutkan, bahwa untuk menjadi pemuda yang mempunyai spirit tinggi, setidaknya mempunyai “Percaya diri dan yakin bisa”.(Hartono)